




#Review:
Novel-novel karya Ika Natassa makin laris dilirik oleh para rumah produksi film Indonesia untuk diadaptasi menjadi film layar lebar. Tak tanggung-tanggung sudah tiga buku berhasil menjadi sebuah film layar lebar, dan tiga-tiganya ini diproduksi tiga rumah produksi yang berbeda. CRITICAL ELEVEN (2017) oleh Starvision Plus, ANTOLOGI RASA (2019) oleh Soraya Intercine Films dan yang terbaru kini yaitu TWIVORTIARE (2019) yang dipegang oleh MD Pictures. Nama besar Ika Natassa sebagai seorang penulis buku menurutku mempunyai peran yang sangat penting dalam proses terciptanya film dari novel-novel yang dibuatnya. Lihatlah deretan ensemble casts mulai dari CRITICAL ELEVEN (2017) dan ANTOLOGI RASA (2019) ini mempunyai deretan aktor-aktris Film Indonesia kelas-A seperti Reza Rahadian, Adinia Wirasti, Herjunot Ali, Refal Hady dan sederet aktor-aktris pendukung yang sudah mempunyai pengalaman banyak di industri film Indonesia. Ika Natassa nampak ingin sekali memuaskan seluruh para pembaca novelnya dengan memvisualkan para karakter novelnya sesempurna mungkin.

Kali ini bersama dengan MD Pictures dan menggandeng Benni Setiawan, novel adaptasi Ika Natassa yaitu TWIVORTIARE (2019) yang berasal dari dua novel Ika yaitu Twivortiare dan Divortiare ini akan tayang di bioskop mulai 29 Agustus 2019 mendatang berbarengan dengan film superhero karya Joko Anwar yaitu GUNDALA (2019). Kali ini aku berkesempatan hadir pada Press Conference dan Gala Premiere Film TWIVORTIARE (2019) pada 19 Agustus 2019 lalu di Lamoda Cafe & Cinema XXI Plaza Indonesia Jakarta. Pada sesi Press Conference, Ika Natassa sangat berterima kasih kepada MD Pictures karena telah bersedia bukunya diangkat ke layar lebar. Tak cuma itu saja, Reza Rahadian pun mengungkapkan sebuah fakta yang cukup unik yaitu saat pemilihan siapa yang akan memerankan karakter Alex, ia memaksa Manoj Punjabi selaku produser film ini untuk memilih Raihaanun. Karena bagi Reza, karakter Alex terasa seperti dibuat di novelnya hanya untuknya.


Untuk segi cerita, Ika, Alim Sudio selaku penulis skenario dan Benni lebih fokus terhadap konflik-konflik sepasang suami-istri dengan profesinya yang sudah pada mapan. Yang cukup asyik dan beda dari dua film adaptasi novel Ika sebelumnya yaitu disini kedua karakter utama mempunyai sikap serta sifat egois yang sama kuatnya dan dua-duanya kekeuh gak mau ngalah. Disepanjang film, penonton disuguhkan konflik-konflik suami istri yang konsisten. Meskipun mereka berdua terus beradu mulut, aku sangat menikmatinya. Tak lupa juga duet Benni dan Alim ini menghadirkan moment-moment sweet diantara Beno dan Alex. Mereka menunjukkan bahwa setelah menjalani pernikahan yang harus dibutuhkan bukan lagi soal cicintaan dan sayang-sayangan, melainkan komitmen untuk saling menghargai, menjaga keharmonisan, komunikasi dan menghormati pilihan masing-masing.
Reza Rahadian semakin memantapkan dirinya adalah salah satu aktor terbaik Indonesia saat ini. Ia mampu bertransformasi menjadi sosok Beno dengan baik. Cara ia membangun chemistry dengan lawan mainnya tak pernah mengecewakan. Give applause berikutnya wajib diberikan pada Raihaanun. Akhirnya.. Istri dari Teddy Soeriaatmadja ini tampil juga dalam film komersil. Penampilan Raihaanun sebagai Alexandra disini sangatlah elegan, mevvah dan wanita berkelas. Disepanjang film aura karakter Alex sangatlah mempesona. Semoga kedepannya Raihaanun makin sering bermain dalam film-film komersil agar pecinta film Indonesia diluaran sana yang jarang nonton film non-komersil bisa melihat dan merasakan kualitas performance Raihaanun dalam berakting.

Yang cukup membuatku senang berikutnya yaitu deretan pemeran pendukungnya sukses semakin menghidupkan keseluruhan cerita. Anggika Bolsterli, Dimas Aditya dan Boris Bokir tampil mencuri perhatian dengan segala tingkah laku mereka. Akting mereka bertiga surprisingly bisa menyatu dengan Reza dan Raihaanun. Conversation mereka cukup asyik disepanjang film.
Kesamaan dari seluruh film Ika Natassa Cinematic Universe mulai dari film CRITICAL ELEVEN (2017), ANTOLOGI RASA (2019) dan TWIVORTIARE (2019) ini menurutku adalah setting lokasi dan background para karakternya selalu berasal dari kalangan menengah keatas dan mempunyai gaya hidup yang super mapan. Imajinasi Ika Natassa disaat menulis buku-bukunya ini tak bisa disalahkan juga lantaran penulisnya sendiri merupakan seorang banker yang sempat tinggal di Jakarta kemudian lanjut di Medan. Tapi aku disepanjang nonton film ini jadi berasa semakin can’t related dengan kehidupan sehari-hari. Kehidupan fancy para karakternya membuatku takjub dan geleng-geleng kepala haha.

Overall, film TWIVORTIARE (2019) menurutku menjadi film adaptasi novel Ika Natassa terbaik sejauh ini. Goodjob dan big applause for Reza, Raihaanun, Benni Setiawan & Alim Sudio!
[8.5/10Bintang]

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.