
Kisah petualangan remaja karangan Mark Twain dengan latar belakang alam bebas di tepi Sungai Mississippi ini merupakan salah satu karya klasik Amerika. Tom yang nakal tinggal di rumah Bibi Polly yang dermawan. Setelah bertengkar dengan sahabatnya, Becky Thatcher, Tom pergi bertualang bersama Huck Finn, temannya. Secara kebetulan keduanya menyaksikan penjahat menusuk seorang dokter hingga meninggal. Si pembunuh menggenggamkan pisau itu di dalam tangan seorang pemabuk. Diselingi pengembaraan dan tingkah polah yang serba nakal dan berani, Tom dan Huck dapat menemukan tempat persembunyian si pembunuh.
Keluhan saya dari buku ini adalah terdapat banyak kesalahan pada penulisan. Entah itu typo (yang banyaaak saya temukan), kesalahan penulisan bahasa, penempatan tanda baca, dan … bahasa terjemahan yang agak aneh. Untuk yang terakhir, sebenarnya ini bukan keluhan besar sih, karena saya dibuat tersenyum dengan pemilihan kata yang “unik” meskipun ada beberapa kata lainnya yang membuat saya mengernyitkan dahi. Contohnya, misalnya penggunaan “masya Allah”, “berabe”, dan ada beberapa kata yang Indonesia banget dalam dialog (astaga, ini seperti nonton film Korea yang di-dubbing, atau lebih parah lagi, seperti nonton film barat yang di-dubbing dengan bahasa daerah di saluran tv lokal). Lucu sih, tapi aneh. Jadinya, saya pun ikut berekspresi yang sama saat menonton film barat berbahasa Jawa. Dan yang lucu tapi aneh lainnya itu adalah adanya kata “kemalu-maluan” yang mungkin dimaksudkan untuk menyatakan bahwa si tokoh bersikap malu-malu karena suatu hal. Tapi … kan terdengarnya aneh.

Petualangan Tom Sawyer menceritakan tentang seorang anak kecil yatim piatu bernama Thomas Sawyer yang tinggal dengan bibinya, dan kedua sepupunya: Mary dan Sid. Tom Sawyer adalah anak yang super-duper bandel sehingga terkadang membuat bibinya jengkel. Namun meskipun begitu, pada dasarnya, bibinya tetap menyayangi Tom sama seperti anaknya sendiri. Tom suka mengelabui anak lain karena “kecerdasannya”. Misalnya, saat ia dihukum bibinya untuk mengapur tembok, ia berhasil mengubah persepsi tentang “hukuman” menjadi “tantangan” dan “sesuatu yang keren” yang pada ujungnya dapat ia ambil manfaatnya karena berhasil mengelabui anak-anak untuk menukar barang berharga mereka dengan pekerjaan mengapur tembok yang keren itu.
Dalam hati mereka bertanya-tanya apa yang bisa diberikan oleh peradaban modern untuk menggantikan zaman yang hilang itu. Mereka berkata, lebih baik jadi anak buah Robin Hood setahun daripada menjadi presiden Amerika Serikat seumur hidup. —halaman 74

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.