
Saya sedang merayakan mood ngeblog yang kembali lagi setelah sekian lama hilang *padahal cuma sepuluh hari*. Setelah menuliskan Merayakan My Year 2016 in Books dari Goodreads, saya mau membuat tulisan ini yang akan membahas macam-macam kategori lima ter- yang saya temukan selama membaca di 2016.

Nomor urut lima ada Kate Dicamilio. Setelah baca The Miraculous Journey of Edward Tulane, saya jadi mau baca judul lain dari karyanya, mau banget! Semoga berjodoh yaa…
Keempat, dari dalam negeri ada Vira Safitri. New York After The Rain bagus menurut saya. Gaya penulisannya menarik, membuat saya tak keberatan untuk membaca karya penulis lainnya. (PS: Saya sudah punya Remember Amsterdam, tinggal tunggu kapan mood-nya datang untuk baca.)
Ketiga, Novellina. Saya suka banget novel dia Coppelia. Dan begitu dapat kesempatan untuk beli novel debutnya yang berjudul Fantasy, maka langsung saya beli karena saya tidak keberatan untuk menikmati gaya penulisan yang menyenangkan itu.
Kedua, Frederick Backman. Dari A Man Called Ove, saya tertarik dengan novel-novel Backman lainnya. Sudah punya buku dengan penulis yang sama berjudul My Grandmother Asked Me to Tell You She’s Sorry. Mari kembali menikmati suguhan ceritanya. Semoga semenawan buku Backman sebelumnya yang saya baca.
Pertama, Jonathan Stroud (ampuni saya, Pak, karena baru tahun ini saya baca buku Bapak ) Saya sendiri heran kenapa baru menyentuh buku Stroud sekarang, dan teman saya pun heran sampai-sampai berkomentar, “Akhirnya baca buku Stroud juga!” Hehe. Permulaan yang bagus untuk The Screaming Staircase karena saya sudah beli buku keduanya seri Lockwood & Co.. Mari bertualang!

Setelah membahas kekecewaan, sekarang kepuasan. Jujur, kalau harus memilih lima terbaik, saya jadi bingung harus memilih yang mana saja. Karena, ada 13 buku yang saya kasih bintang lima tahun ini. Akhirnya, setelah semadi sebentar, terpilihlah lima buku ini sebagai yang terbaik. Saya pilih buku-buku ini, karena dengan membacanya, saya tidak hanya mendapat suguhan karya fiksi yang gemilang, melainkan pelajaran hidup yang banyak sekali dari tokoh-tokohnya. Dan yang paling penting, beberapa di antara judul novel di bawah ini, membuat saya jadi merasa dekat pada Tuhan.
5. Rumah Kertas
Buku ini populer sekali di kalangan pembaca di Goodreads. Ceritanya apik, membahas tentang banyak hal tentang dunia perbukuan. Dan juga, sindiran serta singgungan tentang buku pun dikemas dengan menarik di sana. 76 halaman yang sarat makna.
4. A Man Called Ove
Bercerita tentang Pak Tua Ove yang pemarahan dan penggerutu, yang berkali-kali mencoba bunuh diri tapi tidak berhasil. Rupanya, cerita hidup pria tua itu benar-benar membuat pembacanya menangis darah karena terharu. Memberikan perspektif baru tentang orang-orang “menyebalkan” di sekitar kita.
3. Dunia Maya
Sebenarnya ada dua judul novel Gaarder yang saya baca dan saya beri bintang lima tahun kemarin, yakni Dunia Maya dan Misteri Soliter. Dua buku Gaarder yang berisi muatan filsafat dan disampaikan dengan plot yang indah. Namun, saya pilih Dunia Maya di lima terbaik karena buku ini paket komplit. Pembelajaran tentang hidupnya ada, tentang mencintai lingkungan, ekosistem, dan juga cinta. Tentang bagaimana memaafkan dan melanjutkan hidup setelah takdir buruk menimpa. Gaarder tetap menjadi juara.
2. The Miraculous Journey of Edward Tulane
Saking tidak tahu harus menulis apa di review-nya, sampai sekarang saya belum memberikan ulasan tentang buku ini! Hahaha. Tentang Edward Tulane, sebuah boneka porselen kelinci yang mengalami petualangan menakjubkan selama kurun waktu puluhan tahun dengan berganti kepemilikan, nama, dan nasib. Kisah orang-orang yang menjadi majikan Edward benar-benar membuat haru siapa pun yang membacanya. (Tunggu review saya setelah baca ulang buku ini yaaa.)
1. Meniti Bianglala
Kalau buku Edward Tulane belum saya review karena nggak tahu harus menulis apa, buku ini pun termasuk golongan yang sama. Hanya saja, saya memaksakan diri untuk menulis apa pun, ya, apa pun tentang buku ini sebelum detail kecil yang ingin saya ungkap terlupa. Akhirnya, setelah kepending berapa lama, buku ini selesai juga saya buat ulasannya. Buku terbaik yang saya baca di tahun 2016. Membuat saya beruraian air mata, teriak histeris karena plot twist yang sama sekali tak terduga. Pelajaran hidupnya? Sudah, jangan ditanya. Baca saja dan rasakan sendiri sensasinya. Saking dahsyatnya efek buku ini pada saya, Mitch Albom menjadi penulis ketiga (setelah JK Rowling dan Jostein Gaarder) yang saya doakan semoga dilapangkan kuburnya.

Itu dia beberapa kategori Lima Ter- yang sudah saya himpun dan tuliskan. Semoga di tahun depan banyak kisah dan petualangan menarik dari buku-buku yang saya baca dan dapat saya bagi untuk kalian semuanya. Selamat bertualang juga buat kalian semua dengan buku-buku baru di tahun yang baru! Jangan lupa tinggalkan komentar
_____
Source pict, edited by me

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.






