#AnalisisLagu

Analisis Lirik Lagu Little by Little – Oasis (Bagian 1) | Literal Translation dan Beberapa Catatan Penting

Halo
semua!

Di postingan kali ini, saya akan
membagikan analisis lagu (syair, lebih tepatnya), dari Little by Little yang dibawakan oleh Oasis.
Analisis lirik lagu ini saya lakukan dengan cara membaca
konteks melalui syair dan juga scene
di video klipnya. Saya melakukan analisis ini semata-mata agar saya bisa
memahami (dan mungkin membantu teman-teman juga untuk memahami) lebih dalam apa
yang sang penulis lagu ingin
sampaikan. 🙂

Walaupun begitu,
dalam pemaknaan suatu karya sastra (yap, lirik merupakan karya sastra), tentu
ada beragam sudut pandang dan alhasil teori yang berbeda pula. Dengan demikian,
saya disini hendak melakukan disclaimer
bahwa analisis ini diambil dari sudut pandang saya, dimaknai secara pribadi
oleh saya – dalam artian si penulis lagu tidak pernah mengonfirmasi bahwa
penafsiran ini tepat (ya iyalah wkwk),
dan seterusnya. Mengutip perkataan Mas Sabrang MDP (vokalis Letto), lagu yang
bagus adalah lagu yang bisa dimaknai secara berbeda-beda oleh masing-masing
manusia.
It shows how
relatable the piece of work is to different people with different circumstances
.
Jadi, teman-teman tentu saja boleh mempunyai penafsiran berbeda (boleh dong
tulis di komen, hehe), dan barangkali ada yang sependapat dan menganggap
penafsiran saya ini “masukkk”, boleh juga dong kabari saya, hehe. 🙂

Oke, agar analisis ini dapat dipahami
dengan baik oleh semua kalangan, saya akan memulai dengan memberikan terjemahan
literal (literal translation) – tanpa
peduli konteksnya apa, saya akan terjemahkan apa yang tertulis pada
masing-masing kalimat (yang sudah mafhum, bisa skip ke bagian kedua). Selanjutnya,
di bagian kedua, saya akan memberikan terjemahan bebas (free translation), disertai dengan penafsiran dari tanda-tanda baik
yang implisit maupun eksplisit pada lirik dan scene dalam video klipnya. Ready?
YOK GAS!

 

——————–

 

We
the people fight for our existence

Kita para manusia berjuang demi keberadaan kita

We
don’t claim to be perfect but we’re free

Kita tidak pernah bilang bahwa kita sempurna, tapi kita
bebas

We
dream our dreams alone with no resistance

Kita bebas memimpikan hidup tanpa adanya perlawanan

Fading
like the stars we wish to be

Menghilang
layaknya bebintang, sesuatu yang kita harapkan untuk menjadi

 

[Pre-chorus and Chorus]

You
know I didn’t mean what I just said

Kau
tahu aku tidak bermaksud demikian (apa yang telah kukatakan)

But
my God woke up on the wrong side of his bed

Tapi
Tuhan bangun tidur dalam keadaan salah posisi [red: idiom]

And
it just don’t matter now

Dan
itu tidak penting sekarang

As
little by little we gave you everything you ever dreamed of

Karena
sedikit demi sedikit, kami memberikanmu segala yang kamu mimpikan

Little
by little the wheels of your life have slowly fallen off

Sedikit
demi sedikit, roda dalam kehidupanmu akan perlahan terlepas

Little
by little you have to give it all in all your life

Sedikit
demi sedikit, kau harus menyerahkan semuanya dalam hidupmu

And
all the time I just ask myself why you’re really here?

Dan selama itu, aku bertanya-tanya untuk apa sebenarnya
kau ada disini?

 

True
perfection has to be imperfect

Kesempurnaan
sejati seharusnya tidak sempurna

I
know that that sounds foolish but it’s true

Aku tahu itu terdengar bodoh, tapi itu benar

Day
has come, now you’ll have to accept

Harinya
telah tiba, sekarang kau harus menerimanya

Life
inside your head we give to you

Kehidupan
dalam kepala(mu) yang telah kami berikan padamu

 

[Back to Pre-Chorus and
Chorus]

Why
am I really here?

Sebenarnya mengapa aku di sini?

Why
am I really here?

Sebenarnya mengapa aku di sini?

 

——————–

 

Sebelum memulai bagian 2, ada baiknya saya menuliskan
beberapa catatan terlebih dahulu.

1). Adanya inkonsistensi makna di balik subject pronoun (aku, kamu, kita, kami) dalam
lagu. Misalnya, kata “you” di suatu baris tidak merujuk kepada orang yang sama
dengan “you” di baris lain. Benar-benar melatih pendengar/pembaca untuk
shifting perspectives hahaha.

Contoh:

You
know I didn’t mean what I just said

“You”
disini saya rasa merujuk kepada pendengar lagu. Kita. Para pendengar dan pembaca.
Sementara di sini,

As
little by little we gave you everything you ever dreamed of

You
lebih merujuk kepada si “I” di penggalan pertama di atas. Alias si penulis
lagu. Hal itu terjadi karena di penggalam pertama, yang berucap adalah penulis
lagu, sementara di penggalan kedua, yang berujar adalah “we”, yang menurut saya
adalah entitas Tuhan.

2). Begitu juga dengan kerancuan pemaknaan “we
yang harus dipikirkan betul-betul apakah itu bermakna “kami” ataukah “kita”,
karena bahasa Inggris hanya mengenal 1 kosakata untuk dua kata yang dalam bahasa
Indonesia berbeda tersebut. (Jadi saya simpulkan sesuai yang menurut saya logis)

Seperti pemaknaan “we” dalam,

We
the people fight for our existence

We
don’t claim to be perfect but we’re free

Dengan kata “we” dalam,

As
little by little we gave you everything you ever dreamed of

Tentu
maknanya tidak bisa disamakan, karena yang berujar adalah orang (atau entitas)
yang berbeda. Di penggalan pertama lirik di atas, kata “we” lebih cocok
diartikan sebagai “kita” (si penulis lagu beserta manusia secara keseluruhan). Sedangkan
di penggalan kedua, kata “we” lebih cocok dimaknai sebagai “Kami” (Tuhan),
karena tentu saja, sesuai liriknya, siapa lagi yang bisa mewujudkan hal-hal
yang diinginkan manusia selain Tuhan?


Sekian untuk bagian 1. 🙂

Klik di sini untuk lanjut ke BAGIAN 2


————————

Photo by Jimmy Chan from Pexels


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top