Ekstrakurikuler

Caraku Melepasmu, “Kelas Pertamaku”


Sebuah status seragam menghiasi status WhatsApp guru-guru di
tempatku membina ekstrakurikuler. Isinya berupa ucapan selamat resmi dari
sekolah beserta daftar nama anak-anak yang lolos masuk perguruan tinggi negeri.
Beberapa di antaranya, ada nama-nama yang pernah ada di daftar hadir
ekstrakurikuler yang setahun lalu kuampu, sebelum mereka naik ke kelas XII dan
tidak lagi diperbolehkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Itu kelas dan angkatan pertama yang kubina di sekolah itu. Kami
hanya bertemu di hari Sabtu, dan kurasa kami bersenang-senang sepanjang
semester. Kuharap itu jugalah yang mereka rasakan. Ketika aku sudah tak
mengajar mereka pun (dan hanya mengajar adik-adik angkatan mereka), ketika kami
berpapasan di koridor, kami akan heboh dan berbincang selama beberapa waktu.
Kadang sebentar, karena mereka tengah tergesa. Kadang cukup lama, sehingga aku
tahu permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi, kebimbangan, beserta
cerita-cerita lainnya (meskipun tidak sebanyak dulu).

Ah, masa-masa itu.

Semoga setelah ini mereka mampu berlari lebih kencang menuju mimpi-mimpinya.
Semoga setelah ini mereka mampu menjadi manusia-manusia utuh dengan nilai-nilai
serta kontribusi mulianya terhadap agama dan bangsa. Kukatakan ini karena
kupercaya mereka mampu. Dan seperti yang berkali-kali kukatakan pada mereka, “I
don’t tell lies.

Hanya semoga dan doa. Inilah caraku melepas mereka, yang meski
hanya sejenak, pernah menjadi bagian dari riwayat kepengajaranku.


Salam hangat,

A.R.


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top