Yo, akhirnya gw bisa memperbaiki daftar nominasi Festival Film Indonesia 2009, terima kasih kepada salah satu dewan jurinya, pak Totot Indrarto a.k.a. Pakde yg telah mempost nominasi FFI 2009 yg lebih lengkap dan akurat di blognya
http://pakde.com . Gw copy-paste dari sana niy ceritanya. Sebenernya masih kurang utk film dokumenter ama film pendek, berhubung pak Pakde ini juri khusus film bioskop, but at least I can be more confident to post it. Kalo mau baca lengkap dgn “laporan orang dalam” bisa di baca di http://pakde.com/?p=998. Ternyata Jermal dan Merantau gugur karena ternyata film2 peserta FFI sutradaranya harus WNI (hmm, mungkin seperti BAFTA, Cold Mountain dan The Bourne Ultimatum dibilang “British Film” karena sutradaranya orang Inggris). Wah lega juga, filmnya KK Dheeraj udah pasti gak bisa ke FFI hahaha.
Okey, gw pernah bilang kan kalo gw kurang segitu tertariknya sama film Indonesia. Film rilisan 2009 yg gw tonton cuman 4: 3 di bioskop (Pintu Terlarang, cin(T)a, Ruma Maida) dan 1 di VCD (Garuda di Dadaku), eh Under The Tree juga deing, tapi itu masuk FFI tahun kmaren. Akan tetapi, terus terang gw cukup punya perhatian sama Festival Film Indonesia a.k.a. Piala Citra. Gw emang demen sih namanya acara
award2an, waktu kecil gw suka main sendiri di rumah bikin Oscar2an *anak yg aneh*. Jadi yg utama gw perhatikan adalah dari segi acaranya. Selama ini siy gw bilang FFI ressurection (cieh, ceritanya kan muncul lagi setelah absen sebelum 2004) masih gagal dalam segi acara, amatir sekali. Dari Indosiar sampe SCTV acaranya nggak ada yg nggenah. FFI 2009 kali ini di RCTI, beuh apalagi ini, yg udah nggak gw percaya lagi sebagai pembuat acara bermutu setelah ganti stakeholder, pasti banyakan iklannya daripada acaranya. Maybe they should try TVRI again like old days, they had better broadcasting skill now although lack of creativity.
Di luar itu, gw juga tertarik sama nominasinya. Ya, ini memang bukan Academy Awards yg dinilai dan ditentukan berdasarkan voting 3000-an anggotanya, tapi FFI adalah semcam lomba yg diadakan pemerintah untuk perfilman Indonesia lewat penilaian beberapa orang juri panel, jurinya pun berganti-ganti tiap tahun, jadi standar perlombaan pun pasti tidak sama. Karena gw suka film, gw selalu pengen tau film2 macam apa yg jadi pilihan terbaik dewan juri FFI tiap tahunnya, yg notabene sebenernya punya kapasitas dan resume yg lumayan bisa dipercaya dalam menilai sebuah karya film sebagai seni instead of barang dagangan (hey, Ayat-Ayat Cinta tahun lalu cuman dapet 1 nominasi lho!), which is why nominasi FFI banyak yg tidak populer di masyarakat.
Kembali ke gw *minta perhatian*, gw cenderung nonton film2 setelah pemenang Citra diumumkan, terutama nominasi film terbaik. Ada yg hasilnya tidak sesuai dengan penilaian pribadi, misalnya setelah menang Citra 2006, gw nonton Ekskul, filmnya berniat baik, cuman disajikan secara norak dan implausible, plus musik latar yg memakai CD/mp3 soundtrack film2 luar, memalukan (T_T). Tapi ada juga yg setelah gw tonton, gw mengerti kenapa dewan juri memilihnya, misalnya tahun kemaren Fiksi, yg memang punya “sesuatu”, atau rekan sesama nominenya, Claudia/Jasmine yg ternyata memang bagus (ini juga gw kebetulan nontonnya di TV). Berdasarkan pengalaman itu, yg bisa gw lakukan adalah tidak menghakimi duluan pilihan2 para dewan juri, termasuk yg tahun ini, karena nggak semua film udah gw tonton, dan yg belum ditonton bukan berarti nggak bagus.
Tanpa bermaksud membela FFI, tapi kesulitan sejak blunder FFI 2006 (banyak nomine protes dan mengembalikan Citra lalu membentuk Masyarakat Film Indonesia-MFI, Mira Lesmana, Riri Riza, Nan T. Achnas, Nia diNata adalah beberapa anggotanya. Ah jurinya juga aneh kok.) tidak semua film Indonesia ikut serta dalam FFI karena pemboikotan MFI—fyi, FFI itu sistemnya registrasi, kalo nggak daftar berarti nggak ikut (makanya Mereka Bilang, Saya Monyet! masuk nominasi tahun ini padahal tayang 2007/2008, karena baru daftar), alhasil film2 karya anggota MFI yg kualitasnya sangat layak bersaing urung dinilai apalagi dinominasikan, sebagaimana The Photograph (2007) atau Laskar Pelangi (2008) tahun2 lalu. Besar harapan gw buat pihak2 yg memboikot: udahan dong ngambeknya, buatlah perlombaan FFI lebih seru. Tahun depan, okeh?
Anyway, pengumuman nominasi FFI 2009 dilaksanakan secara kurang-norak-apalagi-coba di acara Dahsyat RCTI di Batu, Jawa Timur (tetangganya Malang). Pengumumannya lengkap sih, tapi silahkan cari di internet, nggak ada yg bener2 nyatet dengan seksama, bahkan di situs Komite Kerja Festival Film Indonesia http://kkffi.or.id/ sampe gw posting tulisan ini belum di-update berita nominasinya, situs2 berita pun nggak bisa dipercaya, udah nggak lengkap, ejaannya juga banyak salah2, wartawan di Indonesia segini banyak masak nggak ada yg nyimak 1 pun? Yg gw tuliskan di sini berdasarkan rangkuman teman2 di forum FFI 2009 di situs Lautan Indonesia (big thanks guys), berusaha selengkap mungkin, tapi yg bisa didapat hanya kategori2 untuk film bioskop (feature film). Tak apalah, mohon bagi yg berkenan melengkapi atau mengoreksi, di-share ya. Nanti juga bakal gw update deh kalau udah nemu sumber yg lengkap dan akurat<—sudah hehehe
Btw untuk film cerita, dewan jurinya terdiri dari Alex Kumara (praktisi penyiaran senior), Eduard Pesta Sirait (sutradara), El Manik (aktor), Franky Raden (musikolog, er–what?), German Mintapradja (penata gambar…oke deh kalo nggak ngerti: sinematografer), Indra Yudistira (sutradara/penulis naskah/orang RCTI), Sekar Ayu Asmara (penulis naskah/sutradara), Jajang C. Noer (aktris), dan Totot Indrarto (a.k.a Pakde, wartawan senior/kritikus film). Pemenang akan diumumkan dalam acara malam anugerah Citra FFI 2009 yg disiarkan langsung oleh Rrr-CTI (ucap ala Fenny Rose) Rabu, 16 Desember 2009, lokasi Hall D Jakarta Expo (PRJ) jam 21:00 (tapi secara RCTI, nggak janji tepat waktu ye), dipandu oleh Wingky Wiryawan dan Laura Basuki serta diramaikan oleh penampilan dari Ungu, ST12, D’Masiv, The Changcuters, Vierra dan Geisha…see what I mean? T-T *prihatin*
FILM
Identitas
Jamila dan Sang Presiden
Mereka Bilang, Saya Monyet!
Perempuan Berkalung Sorban
Ruma Maida
PENYUTRADARAAN
Aria Kusumadewa (Identitas)
Djenar Maesa Ayu (Mereka Bilang, Saya Monyet!)
Hanung Bramantyo (Perempuan Berkalung Sorban)
Ratna Sarumpaet (Jamila dan Sang Presiden)
Teddy Soeriaatmadja (Ruma Maida)
PENULISAN SKENARIO CERITA ASLI
Aria Kusumadewa (Identitas)
Armantono (Jagad X Code)
Ayu Utami (Ruma Maida)
Sally Anom Sari & Sammaria Siamanjuntak (cin(T)a)
Salam Aristo (Garuda di Dadaku)
PENULISAN SKENARIO CERITA ADAPTASI
Aditya Gumay & Adenin Adlan (Emak Ingin Naik Haji)
Djaner Maesa Ayu & Indra Herlambang (Mereka Bilang, Saya Monyet!)
Ginatri S. Noer (Perempuan Berkalung Sorban)
Joko Anwar (Pintu Terlarang)
Ratna Sarumpaet (Jamila dan Sang Presiden)
PEMERAN UTAMA PRIA
Emir Mahira (Garuda di Dadaku)
Reza Rahadian (Emak Ingin Naik Haji)
Tio Pakusadewo (Identitas)
Vino G. Bastian (Serigala Terakhir)
Yama Carlos (Ruma Maida)
PEMERAN UTAMA WANITA
Atiqah Hasiholan (Ruma Maida)
Aty Kanser (Emak Ingin Naik Haji)
Leony (Identitas)
Revalina S. Temat (Perempuan Berkalung Sorban)
Titi Sjuman (Mereka Bilang, Saya Monyet!)
PEMERAN PENDUKUNG PRIA
Deddy Mizwar (Ketika Cinta Bertasbih 2 )
Frans Tumbuan (Ruma Maida)
Mamiek Prakoso (King)
Reza Rahadian (Perempuan Berkalung Sorban)
Verdi Solaiman (Ruma Maida)
PEMERAN PENDUKUNG WANITA
Ayu Pratiwi (Emak Ingin Naik Haji)
Henidar Amroe (Mereka Bilang, Saya Monyet!)
Niniek L. Karim (Ketika Cinta Bertasbih 2)
Widyawati (Perempuan Berkalung Sorban)
TATA SINEMATOGRAFI
Faozan Rizal (Perempuan Berkalung Sorban)
Ical Tanjung (Serigala Terakhir)
Ical Tanjung (Ruma Maida)
Ipung Rahmat Syaiful (Pintu Terlarang)
Yastki (Identitas)
TATA ARTISTIK
Frans X. Paat (Jamila dan Sang Presiden)
Herlin Lanang (Emak Ingin Naik Haji)
Indra Tamoron Musu (Ruma Maida)
Iqbal Marjono (Serigala Terakhir)
Kekev Marlov (Identitas)
PENYUNTINGAN
Arifin Cu’unk & Wawan I. Wibowo (Mereka Bilang, Saya Monyet!)
Go-Chang Senior (Identitas)
Sastha Sunu (Jamila dan Sang Presiden)
Waluyo Ichwandiardono (Ruma Maida)
Wawan I. Wibowo (Pintu Terlarang)
TATA SUARA
Edo W.F. Sitanggang (Identitas)
Irwan Ali Akbar & Edo W.F. Sitanggang (Emak Ingin Naik Haji)
Satrio Budiono & Jajang Muslim (Jamila dan Sang Presiden)
Shaft Daultsyah & Khikmawan Santosa (Ruma Maida)
Trisno & Khikmawan Santosa (Serigala Terakhir)
TATA MUSIK
Aksan Sjuman & Titi Sjuman (Garuda di Dadaku)
Aksan Sjuman & Titi Sjuman (King)
Bobby Suryadi & Didit (Ruma Maida)
Djadug Ferianto (Jagad X Code)
Thoersi Argeswara (Merah Putih)
FILM PENDEK
Anak-Anak Lumpur
Sabotase
Berita Buat Sang Merah Putih
Mengejar Untung
Purnama di Pesisir
FILM DOKUMENTER PANJANG
Heaven For Insanity
Rahayi Supanggah
Kesaksian dari Tanah Minang
Ayah Mati di Lumbung Padi
The Jack
FILM DOKUMENTER PENDEK
Beruk Penopang Periuk
Diary of The Nation
Pulau Bangka Menangis
The Last Journey
Gorila dari Gang Buntu
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.