documentaries

Capitalism: A Love Story

yang membuat film ini tambah menarik adalah, Moore tidak hanya mewawancarai dan menggambarkan para korban dari “permainan”, tapi juga mewawancarai pihak netral seperti wakil rakyat, dan bahkan (berusaha) mewawancarai dari pihak yang berseberangan, yang (tentunya) ditolak mentah-mentah. ada satu adegan (possible spoiler) dimana Moore mencoba bertanya kepada orang-orang berjas di Wall Street. dari banyaknya orang yang keluar, tidak satupun menggubris Moore. sampai pada satu orang, Moore bertanya, “can you help me?” dan orang itu menjawab “yeah, stop making movies.” ;p

menurut gue, seorang sutradara film dokumenter yang sukses adalah sutradara yang mampu mengawinkan keuletannya dengan keberuntungannya. Moore membuktikan bahwa dia adalah sutradara yang termasuk di dalamnya. ya mungkin dia bisa menebak kejadian yang akan terjadi sehingga dia bersiap dengan kameranya, tetap saja ini sebuah suatu keahlian tersendiri, bukan? ada satu adegan favorit gue (possible spoiler) dimana dia sedang mewawancarai seorang kaum muda mengenai pendapat dia tentang bagaimana jika Barack Obama menang dalam pemilu, dan di tengah wawancara diumumkan bahwa Obama menang dan Moore sukses besar dalam merekam reaksi dari si interviewee tersebut.
sebuah film dokumenter yang rasanya cukup layak untuk ditonton, bagi yang ingin tahu lebih dalam tentang “permainan” keuangan di AS, atau bagi yang ingin menikmati teknik dan gaya bercerita Moore dalam film dokumenternya. rasanya isi cerita sendiri tampaknya kurang cocok dengan keadaan Indonesia yang memang jauh berbeda dengan keadaan di AS. tapi untuk sekedar ingin tahu, tidak apa-apa kan?

rating?
8,5 of 10


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top