Taukah kamu kalo ada sebuah kejadian unik di tahun 2012 dalam perfilman Korea Selatan, dimana ada 2 film yang sangat mirip dan rilisnya juga berdekatan. Keduanya sama-sama menceritakan kembali masa kedinastian disana. Dan kebetulannya lagi, keduanya sama-sama mengadaptasi tema dari novel The Prince and The Pauper, yaitu “pertukaran pemuda” 😂. Kisah pejabat yang bertukar identitas dengan rakjel yang kebetulan mukanya mirip. Jadi sebenarnya ini suatu kebetulan ato memang janjian sih? Hadeh… Untuk itu coba kita bandingin dan liat apa aja perbedaannya. Pembahasan ini aman dari spoiler kecuali yang ada spoiler alert-nya ya.
Yang Tau
Tak banyak yang tau terhadap pertukaran pemuda ini. Di Masquerade, yang tau adalah sekretaris raja, pelayan pribadi raja, dan tabib yang mengobati raja. Sedangkan di I Am The King yang tau pangeran menghilang hanyalah kedua pengawal pribadinya.
Love Interest
Han Hyo Joo yang juga main di film komedi romantis Love 911, menjadi Ratu Yu, istri dari raja Gwanghae di Masquerade, sementara Lee Hanee yang main dalam film teranyarnya Extreme Job, menjadi cewek yang dicintai Deok Chil.
<SPOILER ALERT!>
Klimaks
Untuk urusan cerita, Masquerade lebih berat, hal ini menyebabkan klimaksnya lebih epic. Ha Sun mengubah suasana istana yang tegang menjadi lebih santai. Dia merupakan sosok yang dapat berempati terhadap siapa saja. Oleh karena itu banyak kebijakan dan perbuatannya yang membuat senang banyak orang. Kecuali lawan politiknya. Ha Sun menjadi pemimpin yang merupakan impian kita, yang sayang dengan semuanya, baik negaranya, rakyatnya, bawahannya, maupun pelayannya. Sedangkan di film I Am The King, pengalaman pahit Choon Nyeong selama menjadi rakjel membuat matanya terbuka dan hatinya tergerak untuk mengubah keadaan itu semua. Ia akhirnya bertekad mau menjadi raja agar ia dapat berbuat banyak untuk rakyat dan negaranya dengan menggunakan kepintaran yang ia punya.
Ending
Meskipun Ha Sun dan Sang Raja fine-fine aja, tapi Masquerade sebenarnya punya ending yang campur aduk, ada happynya, ada sedihnya, ada juga sampe berdarah-darah. Masquerade lebih bermain pada ranah emosional, selain memberikan inspirasi juga berani memberikan situasi yang mengiris-ngiris hati. Sedangkan I Am The King karena lebih ringan ya filmya happy ending. Choon Nyeong dilantik menjadi raja dan Deok Chil ga lagi hidup susah karena ga ada lagi perbudakan.
Sisi Positif
Kedua film sama-sama memiliki pesan positif yang dapat dipetik oleh penonton. Dalam film Masquerade, Do Bu Jang mau ngorbanin nyawa hanya untuk seorang rakjel Ha Sun, ngajarin penonton bahwa loyalitas tercipta bukan karena jabatan, melainkan terhadap perbuatan. Baginya, Ha Sun adalah raja sesungguhnya. Ha Sun juga mempunyai kesempatan untuk menjadi satu-satunya raja beneran, tapi malah ia tolak, karena ia tak mau mendapatkan sesuatu hasil dari mencelakakan/merugikan orang lain. Dan pidato Ha Sun dihadapan para mentri adalah apa yang diharapkan dari seorang pemimpin, yang membela rakyatnya. Sementara film I Am The King menggambarkan kalo jadi pemimpin itu bukan hanya soal ketegasan dan wibawa, tapi juga pemimpin harus pintar, berwawasan dan ilmu pengetahuan, agar dapat mencarikan solusi.
Well sekian dulu pembahasan kita kali ini. Jika ada yang ketinggalan, komen di bawah ya.
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.