
Menjadi salah satu pertunjukkan broadway yang fenomenal, tak salah jika Hamilton mendapatkan kesempatan untuk dikenalkan ke penonton yang tak punya akses ke sana. Maka dari itu, Lin Imanuel-Miranda menjanjikan kepada penonton film untuk menyaksikan original recording dengan original casts. Pada awalnya, pengalaman ini bakal bisa dinikmati di layar perak. Tapi, gara-gara pandemi, Hamilton pun dirilis langsung ke streaming services milik Disney yaitu Disney+
Apakah ini keputusan yang tepat? Bisa jadi!
Karena film-film dengan experience unik seperti ini pun mungkin akan menjadi hit di negara asalnya. Tapi, tak akan bisa memiliki performa bagus secara Box Office dari worldwide release. Apalagi, penonton Indonesia yang masih saja sanksi dengan film-film musikal yang katanya “ah, kok nyanyi mulu sih?”

Hamilton sendiri ternyata diangkat kisah nyata tentang seorang imigran yang menjadi orang penting di Amerika. Alexander Hamilton (Lin-Imanuel Miranda) berjalan sendiri menyusuri kota New York untuk mengadu nasibnya. Hamilton bertemu dengan orang-orang asing yang ternyata bisa mendukung segala perjalanan hidupnya. Bahkan, mereka percaya bahwa Hamilton bisa menjadi orang besar nantinya.
Segala perjuangan Hamilton saat Amerika sedang melakukan gerakan revolusi membuat dirinya menjadi seorang yang dikagumi banyak orang. Tapi, perjuangan Hamilton tak berhenti sampai sana. Masih ada banyak terjal dari kisah hidupnya. Mulai dari asmara dengan kakak-adik Schuyler, Angelica (Renee Elise Goldsberry) dan Eliza (Phillipa Soo). Sampai kisah perjuangannya menjadi seorang personal asisten dari George Washington (Christopher Jackson).

Bercerita lewat lirik dengan musik rendisi moderen yang tak kehilangan esensinya.
Tapi, bukan berarti Hamilton tak bisa memberikan cinematic experience di sepanjang pertunjukkannya. Sang pengarah pertunjukkan, Thomas Kail yang juga didapuk sebagai sutradara untuk Original Broadway Production ini bisa menunjukkan segala magis pertunjukkan fenomenal ini tanpa kehilangan esensinya. Meski hanya merekam ulang, tapi Thomas Kail bisa menegaskan bagian-bagian penting di dalam film ini hingga emosinya pun tetap terasa.

Lagu-lagu hip-hop di pertunjukkan Hamilton ini adalah kunci utamanya. Menjadikan kisah usang ini menjadi lebih bisa diterima di tengah tren moderen. Sekaligus, menjadikan kunci bahwa dengan rendisi lagu yang mengikuti zaman sekarang, tema-tema seperti ini tetap saja penting untuk diangkat. Memberikan pengertian kepada penonton pertunjukkan ini bahwa seorang imigran saja bisa mengabdi ke negara tempat dia tinggal. Agar tidak ada lagi praktik rasisme yang terjadi di negara tersebut.
Performa musikal di Hamilton juga tak akan lengkap tanpa kehadiran aktor dan aktris yang mendukung. Lin-Imanuel Miranda, Renee Elise Goldsberry, dan Phillipa Soo menghadirkan performa yang luar biasa. Memberikan banyak emosi di setiap lirik di dalam musiknya baik upbeat atau pun tidak. Sehingga, penonton bisa merasakan emotional turmoil yang signifikan.

Sebagai peran pendukung pun, ada Jonathan Groff yang meski muncul dengan screen time yang sedikit tapi bisa sangat memorable. Perannya sebagai King George dengan performa “You’ll Be Back” bisa sangat powerful. Menekankan bahwa dirinya adalah seorang diktator yang licik, rakus, tapi permainannya sangat mulus. Gimmick kecil dalam ekspresi dan gerak tubuh dari Jonathan Groff bisa mewakili hal itu dengan sangat baik.
Jadi, buat kamu yang belum pernah merasakan pertunjukkan Broadway, bisa langsung subscribe Disney+ dan menonton Hamilton. Ini adalah sebuah pengalaman yang berbeda, baru, tetapi sangat menyenangkan dan magis. Semua lagu-lagunya yang catchy, tata panggung megah dan berkelas membuat Hamilton memang sepadan dengan hype-nya yang besar. Sekali tonton, pasti langsung jatuh cinta!

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.