Duh, pasangan gemas kita ini semakin menggemaskan~!
Hanya saja semakin gemas kedua pasangan kita, semakin banyak adegan gula-gula, jumlah episode masih banyak, dan aku jadi khawatir masih ada plot lain yang memisahkan kegemasan kedua pasangan kita ini. Meski aku berpikir misi mulia Wei Shao dan Xiao Qiao adalah memberikan pengharapan dan irigasi kepada rakyat banyak tanpa memandang latar belakang keluarga dan wilayah mereka, tetap saja aku tidak bisa menghempaskan pemikiran plot sad ending di belakang nanti. Huhuhu.
Hari ini, karena aku berlangganan VIP++, bersama dengan dirilisnya episode 32, juga dirilis semua episode hingga episode 36 (ending), aku kini terbagi antara ingin bablas melihat hingga akhir dan harus mengantuk besok (aku besok kerja, btw, tidak cuti bersama~), atau menyimpan dan menonton baik-baik besok dan Sabtu. Hanya saja, rawan spoiler sih, apalagi aku suka iseng melihat Weibo, di mana semua cuplikan itu bertebaran tidak pandang bulu.
Well, kita simpan kekhawatiran itu untuk nanti, dan terbakar rasa penasaran, aku akan berusaha semampuku untuk menyelesaikan hingga episode 36. Sebelum membahas ending, aku akan menulis apa yang sudah kulihat dari episode 30-33 (awal).
oOo
Permohonan Xiao Qiao kepada kakak sepupunya ditolak, bahkan Da Qiao mengatakan dia hanya perempuan biasa, yang tidak bisa memikirkan kepentingan orang banyak. Keinginan Da Qiao hanya satu, yaitu mengamankan suaminya, Bi Zhi. Sedih karena penolakan ini, Xiao Qiao pun pergi. Namun dia tetap memegang janjinya kepada Wei Shao, dia memikirkan bagaimana untuk memenuhi janji kepada Wei Shao dan menghalangi bala bantuan Liangya.
Berkat pengajaran yang diberikan oleh Qiao Cui kepada Xiao Qiao, dia bersama dengan 500 pasukan yang menemaninya, berhasil membuat bala bantuan Liangya pergi dan tidak masuk ke wilayah Panyi. Semula Wei Shao dan yang lain mengira bala bantuan dari Bi Zhi (Boya) yang membuat pasukan Liangya dipukul mundur, namun Wei Shao yang berpapasan dengan Bi Zhi di Boya, baru tahu kalau entah dengan cara apa Xiao Qiao-lah yang memukul mundur pasukan Liangya, tanpa bantuan lain.
Wei Shao merasa bersalah sekaligus khawatir terhadap Xiao Qiao. Pasukan dia perintahkan kembali ke Yujun sebagian besar, dirinya dan para jenderal menyusul Xiao Qiao ke Kangjun. Mereka kalah cepat karena Xiao Qiao sudah berangkat lebih dulu, tetapi kerena debit air meninggi akibat hujan, Xiao Qiao dan rombongan tertahan di perbatasan luar Kangjun. Kekhawatiran membuat Wei Shao berkata kasar kepada Xiao Qiao, yang disambut dengan kemarahan juga.
Namun usai rekonsiliasi mereka, Wei Shao bersedia untuk menemani Xiao Qiao kembali ke Kangjun dan bertemu keluarga Qiao yang lain. Di sisi lain, Da Qiao dan Bi Zhi juga kembali ke Kangjun dengan tujuan menemui Xiao Qiao, sekaligus Da Qiao khawatir dengan adik sepupunya itu.
Di Kangjun, hubungan Xiao Qiao dan Da Qiao jadi berjarak karena Da Qiao menolak mengirim bala bantuan, tetapi Xiao Qiao tidak marah kepada kakak sepupunya. Yang menyebalkan justru ayah Da Qiao yang masih tetap memandang rendah Bi Zhi, apalagi saat disandingkan dengan Wei Shao.
Sebelum kembali ke Yujun, ayah Xiao Qiao memberikan penghormatannya kepada mendiang Lord of Wei, ayah Wei Shao dan kakak pria itu. Meski hubungan Wei dan Qiao seakan membaik, baginya tetap ada hutang yang harus dibayar oleh Qiao kepada Wei. Sayangnya kebaikan hati ayah Xiao Qiao ini, yang telah menyentuh Wei Shao (karena ayah Xiao Qiao memberikan bantuan dan menerima para pengungsi), justru membuat ayah Da Qiao (paman Xiao Qiao) waspada terhadap pria paruh baya itu. Rakyat pengungsi memandang ayah Xiao Qiao lebih baik dari pada ayah Da Qiao.
Sekembalinya ke Yujun, Xiao Qiao membantu mempersiapkan upacara seremonial yang biasa dilakukan di ruang para leluhur setiap kali Wei Shao baru kembali dari berperang. Setahun sebelumnya, Xiao Qiao ditinggalkan di luar tembok Yujun, dan kali ini Xiao Qiao tidak menuntut dirinya untuk hadir. Chunniang, pelayan Xiao Qiao, mengatakan seorang istri yang tidak diijinkan ke ruang para leluhur tidak akan dianggap oleh keluarga yang lain. Namun Xiao Qiao tetap tidak mau memaksa Wei Shao.
Akan tetapi Wei Shao mengirimkan jubah untuk dipakai Xiao Qiao saat upacara, dan dengan ini Xiao Qiao diterima resmi oleh Wei. Ibu Wei Shao juga menyusun siasat agar Xiao Qiao segera mengandung dan memberi keturunan bagi Wei Shao. Dikompori oleh ibunya, Wei Shao memerintahkan salah satu jenderalnya, Du Liang, untuk pergi ke Boya dan meminta pakaian yang dipakai oleh Da Qiao.
oOo
Itu akhir yang kulihat (ep 33) sebelum aku menulis ini benar-benar bikin ngakak. 😂 Wei Shao terlihat seperti tidak percaya, tetapi justru sembunyi-sembunyi tetap dilakukan juga. Itu Advisor-nya sampai mau ngakak juga melihat kelakuan Wei Shao. Banyak adegan antara mereka yang justru bikin aku geli sendiri saat melihat, tetapi bukan yang terlalu kocak dan komikal sampai terlihat tidak serius ya, cuma bikin gemas saja saat aku melihatnya.
Well, seperti yang kubilang di atas, aku akan melanjutkan sisanya malam ini semampuku, dan mungkin besok pagi. Hahaha. Update berikutnya akan review akhirku untuk drama The Prisoner of Beauty, dan aku akan siap pindah ke judul lainnya *semoga~*.
Foto-foto akan aku update di Pinterest. Happy watching!


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.