[Mini-Review] The Prisoner of Beauty / Zhe Yao – 折腰 (2025) Part XI

Drama yang bikin galau, gemas, dan geregetan selama beberapa hari terakhir~ Hahaha.

Tidak percuma sudah memantau drama ini sejak muncul kabar syutingnya, sempat galau selama setahun lebih, terombang ambing antara kabar drama ini akan masuk ke dalam peti-es atau justru menggunakan teknologi dan wajah female lead diganti orang lain, tapi syukurlah akhirnya tayang juga tanpa mengubah apa pun!

Beberapa hari ini sempat terdengar kabar kalau pemeran nenek dari male lead juga sedang terlibat kasus pajak, terlepas apakah akan benar terbukti atau tidak, aku benar-benar berharap drama ini bisa selesai tayang sampai selesai dan bukan putus di tengah-tengah. Maklum, sudah menunggu terlalu lama, aku tak sanggup kalau akhirnya harus selesai separuh jalan saja.

Apalagi sedang gemas-gemasnya~

*wink*

Saat aku menulis ini, aku sudah berlangganan VIP++ dan tidak mau menumpuk episode, jadilah setiap malam aku akan melihat episode yang dirilis sebelum lanjut melihat judul-judul yang lain. Aku baru saja menyelesaikan episode 19, episode VIP++ yang dirilis malam ini.

Mulai masuk ke episode belasan, bisa dibilang hubungan antara Wei Shao dan Xiao Qiao sudah lebih baik, mereka semakin dekat. Meski berbagai macam tantangan muncul dari pihak di Wei, termasuk ibu Wei Shao sendiri, tetapi sedikit demi sedikit tumbuh rasa percaya di antara keduanya. 

Wei Shao yang semula bersikap waspada dan dingin terhadap Xiao Qiao, lama-lama tersentuh dan percaya kalau apa pun yang dilakukan oleh Xiao Qiao adalah demi rakyat biasa. Xiao Qiao sendiri bertindak mendukung Wei Shao dan juga rakyat Wei, meski tidak mengkhianati rakyat Yanzhou. 

Namun konflik dimulai saat Xiao Qiao meminta bibit gandum dari Yanzhou, yang dengan sengaja oleh Zheng Chuyu (keponakan ibu Wei Shao dan diharapkan menikahi Wei Shao) dan Su E’huang (tunangan Wei Bao, sekarang menikahi Chen Xiang, pimpinan Bianzhou) dimasak, dengan tujuan memfitnah Xiao Qiao. Wei Shao terbagi antara ingin melindungi Xiao Qiao, dia percaya Xiao Qiao tidak mungkin melakukan hal ini, tetapi di sisi lain tuduhan akan jatuh kepada Wei Yan, (kakak sepupu Wei Shao, yang ayahnya adalah Chen Pan, penasehat Chen Xiang) yang menjaga lumbung.

Usai semua masalah terurai, Wei Shao memutuskan pergi ke daerah yang sedang dilanda kekeringan dan menanam bibit dari Yanzhou, yang digadang-gadang bisa tumbuh dalam musim dingin, meski membutuhkan supply air yang lebih banyak. Dengan alasan itu, kanal yang mereka buat tidak hanya menghubungkan Xindu dan Panyi, seperti 14 tahun yang lalu, saja, tetapi juga menghubungkan hingga ke daerah tersebut. 

Namun dalam perjalanannya, Wei Shao dan rombongan diserang oleh Wei Dian, yang menghalangi niat Wei Shao untuk membangun kanal, karena kanal itu akan membuat kuasa Wei Dian di daerah itu menjadi kehilangan kendali. (Ep 17) Dengan tenang, Xiao Qiao bisa mengendalikan situasi meski Wei Shao kehilangan kesadaran selama beberapa hari. Dengan siasat dari Xiao Qiao juga gubernur dan Wei Dian diadu domba dan kehilangan kepercayaan. (Ep 18)

Xiao Qiao dan Wei Shao dkk kembali, tetapi melewati Panyi dulu. Ini diusulkan oleh Xiao Qiao yang menginginkan waktu lebih banyak dengan Wei Shao. Atas bantuan dari para jenderal Wei, Xiao Qiao dikira hilang dan membuat Wei Shao panik serta khawatir. Saat inilah Wei Shao baru menyadari perasaannya kepada Xiao Qiao… (Ep 19)

oOo

Wah, muka panik Wei Shao ini priceless banget sih. Episode 17 ntu Xiao Qiao yang panik karena Wei Shao kehilangan kesadaran karena racun usai menyelamatkannya. Episode 19 justru Wei Shao yang panik karena Xiao Qiao hilang. Kedua pasutri ini benar-benar terlalu gemas~!

Kalau bukan karena dramanya masih on-going, aku pasti rela begadang untuk menyelesaikan setiap episodenya. Hahaha. Aku bahkan masih belum lanjut melihat drama on-going lain yang juga kuincar. *tepok jidat* Mari diselesaikan semuanya satu per satu dah.

Foto-foto akan aku update di Pinterest. Happy watching!