Directed by Marc Webb
Written by Scott Neustadter, Michael H. Weber
Produced by Mason Novick, Jessica Tuchinsky, Mark Waters, Steven J. Wolfe
Cast: Joseph Gordon-Levitt, Zooey Deschanel, Geoffrey Arend, Chloe Moretz, Matthew Gray Gubler, Clark Gregg
Thank God for Jiffest! Film Jiffest kedua gw tahun ini adalah (500) Days Of Summer, yg kata mas2 MC-nya adalah film yg paling banyak direquest untuk tayang di Jiffest, alhasil, lagi2 gw eksis dapet di kursi pojok 3 baris dari depan (untung ini di Blitz Megaplex, kepala nggak perlu sampe dongak). (500) Days Of Summer bisa jadi film favorit gw di Jiffest ini, gw banyak sekali tersenyum-senyum sepanjang film, bahkan sampe keluar bioskop. Film komedi romantis bukanlah jenis film kesukaan gw, tapi untuk yang ini, karena memang tidak romantis, lebih riil dengan gaya penceritaannya yg berbeda dan unpredictable, gw memutuskan untuk memasukkan film ini sebagai salah satu yg paling berkesan di tahun 2009, hehe.
Secara tersurat lewat suara naratornya, this is a story about boy meets girl, but this is not a love story. Ceritanya juga lumayan sesuai judulnya: bercerita dari sudut pandang Tom (Joseph Gordon-Levitt) dan 500 hari dalam hidupnya yg diisi oleh seorang gadis biasa tapi istimewa bernama Summer (Zooey Deschanel). Film diawali hari ke 200-an, ketika Tom didepak Summer dengan cara yg tentu terasa menyakitkan bagi Tom. Film ini kemudian bolak-balik dari sebelum dan sesudah kejadian itu. Meski tidak linear, penonton bisa dapet gambaran bahwa ternyata Tom dan Summer mesra2an, cium2an, jalan barengan terus, bahkan tentu saja tidur bareng (biasa lah bule), tapi Summer sudah menegaskan, bahwa ia nggak mau hubungan serius, yah kalo bahasa tahun 2004 nya: hubungan tanpa status, atau bahasa 2006 nya: teman tapi mesra. Semua akan berjalan sesederhana itu seandainya Tom tidak benar2 jatuh cinta dengan tulus sama Summer, dan dari perlakuannya sih, Summer juga sayang Tom. Tom manut aja bahwa hubungan mereka nggak bisa dibilang pacaran, because he’s just happy being with her even though they’re just..err..“friends”, tapi sama2 happy with each other belumlah cukup, hati kecil Tom juga ingin diakui secara tegas bahwa dia cowoknya Summer, karena baginya, perempuan di dunia ini hanya Summer. Summer sendiri bagaimana? Itulah yg ingin diketahui baik oleh Tom maupun penonton.
Konsep film ini adalah 500 hari yg terdiri dari naik-turun, putus-sambung (emm, emangnya pacaran? ^_^’) hubungan Tom dan Summer yg sebenarnya terlihat biasa saja di atas kertas tapi dipresentasikan dengan potongan2 adegan yg menghibur, mengena dan mudah dimengerti. Gw suka bahwa meski ceritanya disampaikan dengan nggak biasa, film ini berhasil menarik gw untuk larut tanpa harus bermelodrama ria. Adegan2nya banyak yg lucu, tapi lucu karena situasi2 yg ditampilkan terbilang sehari-hari banget, sama sekali nggak konyol atau terlalu dibikin-bikin. Situasi yg dialami Tom sangat mungkin terjadi bagi banyak orang, baik cowok maupun cewek. Bagaimana Tom dan Summer mulai saling kenal pun sangat modest: suka musik yg sama. Buat gw, faktor believable adalah salah satu nilai plus film ini.
Nilai plus lainnya adalah pada visualisasi. Oh, betapa pandainya sang sutradara menggambarkan saat Tom lagi cinta2nya sama Summer dan juga pas lagi benci2nya sama Summer dengan gambar yg sama. Belum lagi setelah Tom sukses seranjang dengan Summer utk pertama kalinya, dia menari-nari bareng penduduk kota bak pertunjukkan teater musikal—lengkap dengan burung animasi— saking bahagianya. Perkenalan kedua tokoh di awal film juga cukup menyegarkan, dan mungkin yang jadi favorit gw adalah ketika udah lama nggak ketemu, Tom diundang ke rumah Summer untuk party, ada split screen antara harapan dan kenyataan, very nice. ^o^ Wah banyak deh adegan yg digarap bagus, tapi musti nonton lagi niy kayaknya biar lebih ngeresep. Btw, gw suka “klimaks”-nya yg kembali lagi menegaskan tentang “jodoh”. Terlalu teoritis mungkin (gw juga kurang pengalaman niy), tapi dikemas dalam dialog dan akting yg tidak over the top, the scene worked well. Endingnya terasa menggelitik, tapi juga lagi2 menegaskan bahwa orang yg jatuh cinta memang jadi kelihatan bodoh sekali ya, hahaha.
Para aktornya bisa dianggap cocok dalam perannya dan pembawaannya pun santai, tidak berlebihan. Joseph Gordon-Levitt tampil meyakinkan tanpa beban. Kredit khusus kepada Zooey Deschanel yg sukses membuat gw mengerti kenapa Tom klepek-klepek sama Summer, yaitu dari gerak-gerik, mimik dan cara bicara yg agak misterius sekaligus…menggemaskan ^.^, tidak serta-merta emosional. Bagi gw Zooey nggak cantik2 banget sih, cuman kharismanya bener2 keluar di film ini (daripada di The Happening, jauuuh), matanya itu lho…
Overall, wow, gw suka film ini. Tidak hanya menawarkan cerita oke, tapi juga penyampaiannya yang unik dan efektif. Mungkin ada juga orang yg merasa ceritanya masih kurang dalam menohok emosi karena memang ini bukan film tentang cinta seperti biasanya, puitis pun tidak. Namun bagaimanapun, kenyataan bahwa film ini tidak terjebak pada klise dan dirangkai secara beda dari biasa selayaknya perlu diapresiasi. Sebagai karya layar lebar pertama dari Marc Webb—yg gw kenal sebelumnya menggarap video musik P.O.D. “Sleeping Awake” dan My Chemical Romance “Helena” (dan kata wikipedia, video musik band Jepang B’z “Konya Tsuki no Mieru Oka ni”/soundtrack dorama Beautiful Life juga lho), (500) Days Of Summer tidaklah memalukan, justru cukup membanggakan. Not yet the best film ever, but I like it anyway.
My score: 8/10
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.