Morris Weissman: (tentang rencana pembuatan film detective Charlie Chan In London) “Most of it takes place at a shooting party in a country house. Sort of like this one, actually. Murder in the middle of the night, a lot of guests for the weekend, everyone’s a suspect. You know, that sort of thing.” (Sebagian besar latarnya di acara berburu di rumah pedesaan. Kayak rumah ini lah. Malam2 ada pembunuhan, ada banyak tamu, semuanya tersangka. Gitu deh.)
Constance: “How horrid. And who turns out to have done it?” (Serem amat. Jadi nanti siapa pelaku sebenarnya?)
Morris Weissman: “Oh, I couldn’t tell you that. It would spoil it for you.” (Wah, saya nggak bisa bilang. Nanti filmnya nggak seru lagi)
Constance: “Oh, but none of us will see it.” (kita nggak bakalan ada yang nonton kok) (^m^)
Gosford Park makin dipercantik dengan dukungan art direction yang otentik, costum yang elegan serta sektor musik yang tepat takarannya, dilengkapi dengan editing yang mulus dan sinematografi yang lumayan menarik. Film ini contoh film yang bagus namun sepertinya kurang diminati karena cara menghiburnya yang tidak standar atau ringan. Mungkin akan banyak juga penonton yang kesal karena terlalu banyak sesuatu dalam film ini yang nggak bisa langsung diketahui maksudnya (kebanyakan anak cerita) serta kurang dramatis gimana gitu, tapi gw sendiri tidak bermasalah dengan itu. Sampai tulisan ini diposting, gw udah nonton kurang lebih 5 kali, dan sampai di kali terakhir gw masih menemukan sesuatu yang baru yang gw nggak ngeh tadinya. Film ini tampaknya cocok juga bagi yang ingin menyaksikan visualisasi feodalisme ala Inggris dalam rumah tangga bangsawan ^o^.

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.






