Teringat kata Mark Twain, Explore (Jelajahi), Dream (Bermimpilah), Discover (Temukan) yang sudah mendarah daging dalam kehidupanku sekarang ini. Rasanya seperti mimpi saja bagiku untuk bisa keliling dunia, untuk bisa menjelajahi dan menemukan sesuatu yang baru dan tentu saja pengalaman baru. Kemajuan teknologi jaman sekarang pun memudahkan kita untuk melancong dari tempat satu ke tempat yang lain dan bahkan dari benua satu ke benua lainya bahkan hanya dalam hitungan jam. Mungkin hanya orang kaya dan yang mempunyai banyak waktu saja yang bisa melaksanakan tur mengelilingi dunia. Bagiku itu hanya impian belaka. Tapi setidaknya aku telah melakukan satu hal yang Mark Twain sebutkan, bermimpilah.
Around The World in Eighty Days atau judul terjemahanya Mengelilingi Dunia Dalam Delapan Puluh Hari merupakan buku ke-3 dari Jules Verne yang aku baca. buku ini bukanlah fiksi ilmiah seperti: Twenty Thousand Leagues Under The Sea, dan Journey To The Center of The Earth yang mengandung banyak sekali penjelasan-penjelasan ilmiah/ sains yang kurang aku mengerti, tapi sama halnya dengan buku sebelumnya, buku ini tentang petualangan yang seru dan menegangkan.
Namun, perjalanan mereka tidak semulus seperti yang diharapkan.
Sesampainya di Mesir, mereka selalu dibuntuti detektif Scotland Yard bernama Fix karena Fogg mirip dengan sketsa wajah tersangka perampokan di London. Ditengah usaha menghindari kejaran detektif Fix, Fogg harus mengatasi berbagai kesialan dalam petualanganya yang liar, seperti menaiki gajah sebagai alat transportasi dari Bombay ke Calcutta. Selama berjalan menggunakan gajah ini, mereka menyelamatkan seorang wanita Parsi bernama Aouda yang akan dibakar hidup-hidup pada sebuah upacara sati. Kemudian pada saat di Hongkong, Passerpartout dicekoki opium oleh detektif Fix, yang membuat Fogg tertinggal kapal SS Carnatic menuju Yokohama.Fakta dan pandangan penulis terhadap dunia :
“Apakah mungkin,” lanjut Phileas Fogg, suaranya tidak menunjukkan emosi apa pun, “kebiasaan barbar ini masih ada di India dan Inggris tidak mampu menghentikannya?”
“Pengorbanan ini tidak terjadi di sebagian besar wilayah India,” sahut Sir Francis; “tetapi kita tidak memiliki kekuasaan atas wilayah yang masih liar ini, dan terutama di sini di Buncelcund. Seluruh wilayah di utara Vindhia merupakan ladang pembunuhan danperampasan yang terus berlangsung.” (Verne, 2008:112)
“Fix dan Passepartout menyadari mereka berada di dalam rumah madat yang dipenuhi makhluk-makhluk yang malang, pucat, dan bodoh, pembeli obat bius yang sangat buruk bernama opium, yang dijual oleh pedagang Inggris sampai sebesar satu juta empat ratus ribu pound sterling—ribuan orang menyerahkan diri mereka pada salah satu sifat buruk paling tercela yang menimpa umat manusia! Pemerintah Cina sudah berusaha mengatasi kejahatan ini dengan hukum yang keras, tetapi sia-sia. Opium itu disalurkan secara berangsur-angsur dari kalangan orang kaya, yang awalnya mendapatkannya secara eksklusif, pada masyarakat kelas bawah, lalu dampak membinasakannya tidak bisa ditahan. Opium diisap di mana-mana, setiap saat, oleh laki-laki maupun perempuan, di wilayah Kekaisaran Langit itu.” (Verne, 2008:175)
“Terlihat banyak wanita yang dengan mudah dikenali dari “penampilan khas” kaum Mormon, tetapi tidak boleh disamaratakan bahwa semua pengikut Mormon melakukan poligami. Mereka bebas untuk menikah ataupun tidak, sesuai keinginan mereka sendiri. Namun, penting untuk diketahui bahwa sebagian besar perempuan Utah-lah yang paling menginginkan pernikahan karena, menurut ajaran Mormon, gadis-gadis perawan tidak akan mendapatkan kebahagiaan tertinggi. Makhluk-makhluk malang ini tampaknya tidak kaya dan juga tidak bahagia.” (Verne, 2008:269)
Apakah Jules Verne benar-benar keliling dunia ?
Menurut apa yang saya kutip dari Britanica, Jules Verne tidak berkeliling dunia seperti karakter di Around the World in Eighty Days (1873). Namun, dia mengunjungi Amerika dengan kapal Great Eastern pada tahun 1867, dan dia berlayar keliling Eropa dengan yachts miliknya. Apa yang ia tulis mengenai negara yang ia kunjungi, sepertinya berasal dari berbagai sumber, literatur dan pengalaman orang lain. Jules Verne sepertinya tahu benar tentang kelautan dan bagaimana mengemudi sebuah kapal.
“What one man can imagine, another will someday be able to achieve.” (Jules Verne)
Penulis: Jules Verne
Alih Bahasa: Rahmani Astuti
Tahun Terbit: 2008 (Pertama kali, 1872)
Tebal: 367 halaman
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.