2019

REVIEW : ORANG KAYA BARU



“Duit kalau dikit cukup, kalau banyak nggak cukup.”


Wahai sobat misqueen dimanapun
kalian berada, pernah nggak sih kalian membayangkan nikmatnya memiliki uang tak
terbatas? Membayangkan apa saja yang bisa kalian lakukan dengan uang tersebut
tanpa harus khawatir bakal meratapi saldo yang tersisa di ATM? Membayangkan
seandainya keluarga kalian tiba-tiba ketiban rejeki nomplok yang tak
diduga-duga asal muasalnya? Apabila kamu memiliki banyak mimpi (termasuk mimpi
bisa makan enak sepuasnya!), rasa-rasanya imajinasi semacam ini sulit
terhindarkan. Lagian, siapa sih yang tidak ingin segala kebutuhannya dapat
terpenuhi secara mudah? Manusiawi kok. Saya pun cukup sering berandai-andai, “andai orang tua saya ternyata tajir
melintir”
, meski pada akhirnya dibangunkan lagi oleh kenyataan bahwa saya
mesti tetap “kerja, kerja, kerja”
lalu “nabung, nabung, nabung” apabila
ingin menikmati liburan selama berhari-hari di luar kota. Reality sucks, huh? Yang tak pernah disangka-sangka, sutradara
kenamaan Joko Anwar (Pengabdi Setan, A Copy of My Mind) pun pernah berada di
fase ini di masa lampau, di masa kecilnya. Menciptakan pengandaian sejenis demi
membentengi diri dari gempuran realita kehidupan yang pahit. Sebuah pengandaian
yang lantas dimanfaatkannya sebagai premis untuk mengembangkan naskah film
komedi bertajuk Orang Kaya Baru yang
kursi penyutradaraannya diserahkan kepada teman baiknya, Ody C. Harahap (Me Vs Mami, Sweet 20), lantaran Joko mempunyai kesibukan lain yakni
mempersiapkan proyek akbar Gundala. 

Dalam Orang Kaya Baru, Ody beserta Joko menyoroti kekagokan sejumlah sobat
misqueen dalam beradaptasi dengan gaya hidup baru setelah mereka memperoleh
warisan seabrek-abrek. Sobat misqueen tersebut terdiri dari seorang ibu (Cut
Mini) beserta tiga putra-putrinya; Tika (Raline Shah), Duta (Derby Romero), dan
Dodi (Fatih Unru). Pada mulanya, mereka berempat bersama sang kepala keluarga
(Lukman Sardi) tinggal di sebuah rumah sederhana yang letaknya berada dalam
kawasan padat penduduk. Guna menyambung hidup, sang ayah bekerja di bengkel
sementara sang ibu berjualan kue. Meski tak dilimpahi harta yang membuat Tika
dan Dodi acapkali dijadikan bulan-bulanan oleh teman mereka yang kaya, ada
kehangatan yang bisa dirasakan dalam keluarga ini. Mereka masih bisa meluangkan
waktu untuk makan malam bersama, mereka masih bisa bersenda gurau bersama, dan
mereka masih bisa menghabiskan
quality
time
bersama. Sebuah kebersamaan yang makin jarang didapat di era serba
teknologi ini. Akan tetapi, semuanya seketika berubah setelah sang kepala
keluarga menghadap ke Yang Maha Satu dan memberikan kabar mengejutkan melalui
pengacaranya: ternyata, selama ini dia mempunyai banyak harta! Sang kepala
keluarga sengaja merahasiakan fakta ini dari istri dan anaknya agar mereka
lebih menghargai hidup, lebih menghargai uang, dan lebih menghargai manusia.
Benar saja, semenjak Tika beserta keluarganya menjadi orang kaya baru, secara
perlahan tapi pasti hubungan dalam keluarga ini tak lagi sehangat dulu.



Seperti telah tergambar melalui
materi promosinya, Orang Kaya Baru merupakan
pilihan yang sangat tepat apabila kamu ingin melepas penat barang sejenak dengan
bersenang-senang di dalam bioskop. Betapa tidak, ini adalah film yang memiliki
kandungan hiburan di level “cukup tinggi” dan gelak tawa berderai-derai dari
penonton akan mudah terdengar di berbagai titik. Entah itu saat para protagonis
kita masih tergolong proletar, maupun saat protagonis kita telah berjalan
beriringan bersama kaum borjuis. Alih-alih menangisi kengenesan yang dialami Tika
beserta kedua saudaranya, Ody dan Joko memilih untuk membawakannya secara
santai bahkan cenderung komikal. Beberapa contoh adegan yang merefleksikan ‘kengenesan’
mereka yang lucu antara lain saat sol sepatu Dodi terlepas di depan kelas, tatkala
Duta ditolak masuk ke restoran mahal karena mengenakan kaos, sampai ketika Tika
dijebak oleh teman sekelasnya sehingga terkesan nyolong ponsel cerdas. Pada titik
awal ini, kandungan humornya memang tak selalu mengenai target – malah ada kalanya
agak meleset. Tapi Orang Kaya Baru
mulai menunjukkan giginya terhitung semenjak para protagonis dalam film mengalami
gegar budaya akibat ketiban durian runtuh. Kenorakan sikap mereka yang
menyentil para OKB (baca: orang kaya baru) di luar sana membuat saya sukar
untuk duduk tenang di kursi bioskop seraya menyeruput minuman bersoda. Takut tersedak,
euy! Momen emas yang membuat muka saya mengencang ini muncul dari adegan makan
di restoran, kiriman mobil mewah, serta video sang kepala keluarga.


Disamping sensitivitas Ody dalam
meramu adegan komedik (well, jejak
rekamnya adalah bukti konkrit bahwa dia handal menangani banyolan) serta selera
humor Joko yang bagus, faktor lain yang menyebabkan sederet kelucuan dalam Orang Kaya Baru dapat berfungsi secara
maksimal adalah performa jajaran pemainnya. Raline Shah mampu keluar dari zona
nyamannya, Fatih Unru menunjukkan bahwa dia memang komedian cilik berbakat, Lukman Sardi tampil efektif dalam peran singkatnya yang menggelitik saraf tawa, dan
Cut Mini yang sekali ini tampil gila-gilaan kembali membuktikan bahwa dia dikaruniai
comic timing yang jempolan. Jujur,
saya tidak bisa membayangkan film ini tanpa kehadiran Cut Mini karena segala
celotehan berikut polahnya adalah definisi dari istilah “pecah!”. Terkadang,
saya sampai menunduk malu melihat kelakuannya karena membayangkan ibu sendiri
akan bertingkah serupa: mendadak histeris di tempat umum, melontarkan
pertanyaan-pertanyaan ajaib, sampai narsis di depan kamera. Jika saya adalah
Tika, Duta, atau Dodi, mungkin sudah mengambil langkah seribu secepatnya! Tapi tentu
saja mereka tidak sedurhaka itu karena mereka masih saling mencintai satu sama
lain, meski belakangan tak lagi terasa seperti halnya kandungan emosi dalam
film yang memiliki cita rasa hambar. Momen sentimentil yang dipersiapkan untuk
menggantikan momen komedik di paruh akhir, sayangnya berlalu begitu saja tanpa
menggoreskan kesan mendalam. Tak bikin hati terenyuh, tak juga mengundang air
mata. Setelah dibuat capek terbahak selama lebih dari satu jam, saya sebetulnya
agak kecewa begitu mendapati Orang Kaya
Baru
urung memberi hidangan penutup yang manis nan hangat. Yang kemudian
mengobati rasa kecewa pada diri ini adalah rasa syukur karena setidaknya film
ini masih mampu memberikan sajian menghibur yang memantik gelak tawa meriah.


Exceeds Expectations (3,5/5) 






, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top