#Synopsis:
Susi Susanti (Moira Tabina Zayn) terlahir dari keluarga yang sangat menggemari olahraga. Sang ayah (Iszur Muchtar) merupakan mantan atlet badminton, sementara sang ibu (Dayu Wijanto) merupakan seorang penjual bakpao. Susi tumbuh menjadi remaja yang dituntut sang ibu untuk menjadi seorang balerina. Tapi naluri dan passion Susi justru ada di olahraga badminton, persis seperti ayahnya.
Suatu hari, disaat kompetisi badminton di dekat rumahnya di Tasikmalaya, Susi berhasil mengalahkan juara pertama dengan cepat. Bakat yang ada pada diri Susi terlihat oleh salah satu panitia kompetisi badminton yang diprakasai oleh Rudy Hartono, atlet badminton tingkat nasional.
Tak lama setelah itu, Susi diajak untuk mengikuti pelatihan badminton secara serius di Jakarta. Kesempatan emas itu tak disia-siakan. Dengan penuh semangat dan keyakinan, Susi pun berangkat ke Jakarta untuk meningkatkan potensi dan kemampuannya dalam olahraga badminton.
Sementara itu, dari pihak pemerintah, Pak Siregar (Lukman Sardi) yang merupakan sekjen pengurus PBSI dituntut oleh Wakil Presiden RI, Try Sutrisno (Farhan) agar atlet badminton Indonesia bisa menjadi juara di Sudirman Cup yang akan digelar untuk pertama kalinya di Indonesia. Tapi keinginan sang wapres itu cukup sulit terealisasi lantaran banyak pelatih atlet-atlet badminton yang sudah senior terpaksa kembali ke negaranya yaitu Tiongkok karena mereka tidak mempunyai status warga negara yang jelas. Try Sutrisno dan Siregar untungnya bisa membujuk Liang Chiu Sia (Jenny Zhang) dan Tong Sin Fu (Chew Kin Wah) untuk kembali ke Indonesia dan melatih bibit-bibit baru atlet badminton. Mereka berdua dijanjikan oleh pemerintah bisa menjadi warga negara Indonesia seutuhnya jika berhasil membawa Indonesia juara di kompetisi badminton tingkat dunia.
Daniel Mananta selaku founder Damn! I Love Indonesia Pictures tertarik untuk menghadirkan sebuah film biopik tentang Susi Susanti berjudul SUSI SUSANTI: LOVE ALL (2019) yang dirilis pada 24 Oktober 2019 lalu di bioskop. Daniel pun menunjuk sutradara yang sudah dikenal dengan karya music-video para musisi hits Indonesianya yaitu Sim F. Film ini juga menjadi film bioskop pertama bagi sang sutradara.
Untuk segi cerita, film SUSI SUSANTI: LOVE ALL (2019) menurutku mempunyai paket yang lengkap sebagai sebuah film biopik. Penonton diajak untuk melihat sosok Susi Susanti mulai dari anak-anak hingga dewasa. Plot kehangatan keluarga yang selalu mensupport apapun keinginan anak terasa begitu hangat. Iszur Muchtar sukses memerankan karakter ayahnya Laura Basuki yang menenangkan dan penuh wibawa. Ibu Dayu Wijanto yang kali ini dituntut harus menguasai bahasa sunda pun tampil lumayan menghibur meskipun aku melihatnya beliau terlalu trying too hard untuk berbicara bahasa sunda. Aksen Sundanya gak Tasikmalaya banget. Hehehe. Plot terasa mulai memanas dan semakin seru disaat Susi Susanti mulai tiba di Jakarta. Latihan demi latihan hingga berbagai macam pertandingan yang dipertontonkan tampil cukup mengesankan. Pertandingan Sudirman Cup yang direka ulang oleh Sim F dan para penulis naskah film disajikan dengan luar biasa, sangat detail dan menegangkan. Berasa nonton pertandingan badminton sesungguhnya. Euphoria yang dimunculkan pun sukses membuat bulukuduk merinding!
Usai kesuksesan di Sudirman Cup, sang sutradara menyisipkan subplot tentang kejelasan status warga negara Indonesia bagi para atlet khususnya yang berdarah Tiongkok. Bagian ini sebetulnya cukup bagus menyentil kondisi tahun 90an yang memang sangat diskriminatif terhadap hal-hal seperti ini. Tapi menurutku penempatan subplot ini terasa saling tumpang tindih dengan plot-plot lainnya. Alhasil, perpindahan satu cerita ke cerita lainnya pada paruh tengah hingga akhir film menjadi kurang smooth. Yang seharusnya bisa menguras emosi dan air mata penonton lebih mendalam selalu berakhir nanggung. Keputusan film ini yang melakukan reka ulang adegan aksi Susi Susanti yang berkompetisi di tiga kejuaraan tingkat dunia tidaklah mengecewakan. Moment Sudirman Cup menjadi yang paling bagus. Namun menurutku jika salah satu footage asli pertandingan Susi Susanti ditampilkan aku yakin bulukuduk akan merinding lebih lama dan tetesan air mata akan lebih banyak.
Terlepas dari sedikit kekurangan itu, film SUSI SUSANTI: LOVE ALL (2019) ini mempunyai ensemble casts yang mempesona. Aktris Laura Basuki semakin menunjukkan kualitas dan bintangnya saat memerankan sosok Susi Susanti. She’s deserved an nominee and awards for next year. Cici Laura penuh totalitas saat ia dituntut menjadi atlet badminton. Exercise badminton yang dilakukan selama berbulan-bulan dengan pelatih badminton profesional membuahkan hasil. Tak cuma itu saja, Cici Laura pun menurutku SELALU berhasil membangun chemistry dengan lawan mainnya. Salah satunya dengan Koko Dion Wiyoko. Keduanya udah klop banget dipasangkan sebagai sepasang kekasih ataupun suami-istri. Bukan dengan Koko Dion saja, chemistry dengan kedua orangtuanya pun tampil begitu menghangatkan seperti Bakpao dan Ayam Ciapo. Aktris remaja Moira Tabina Zayn juga tak kalah memukaunya dengan Susi Susanti dewasa. Ia sukses menghadirkan sosok Susi remaja yang penuh ambisi dan semangat.
Untuk segi visual, sinematografi dan tata artistik, film SUSI SUSANTI: LOVE ALL (2019) ini sangatlah memuaskan. Sim F sukses menyajikan tahun 90annya dengan baik. Look Jakarta dan Tasikmalaya yang dipadukan pada setting tahun 90an pun cukup meyakinkan. Original Soundtrack film ini yang dinyanyikan oleh Rossa berjudul “Karena Cinta Yang Menemani” menurutku bagus dan sangat susi susanti banget. Liriknya penuh keyakinan, semangat dan mendalam. Salah satu Original Soundtrack terbaik tahun ini.
Overall, film SUSI SUSANTI: LOVE ALL (2019) boleh banget dibilang sebagai salah satu film biopik lokal terbaik yang pernah dibuat. Laura Basuki gemilang!
[7.9/10Bintang]
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.