
Plotnya terdengar agak membingungkan ? Tapi tenang saja, The Classic mudah diikuti kok. Kwak Jae-yong memang kadang suka seenak hatinya merubah setting waktu tanpa peringatan namun itu tak menganggu kenikmatan menonton. Jika biasanya pembeda waktu ditandai dengan warna yang mungkin agak suram, dalam The Classic kita melihatnya melalui kostum para pemain. Yang mungkin akan mengecoh penonton adalah karakter Ji-hye dan Joo-hee, maklum keduanya diperankan oleh aktris yang sama sehingga saat perputaran melibatkan dua karakter ini agak sedikit membuat bingung. Dalam menyaksikan The Classic yang kudu disiapkan adalah sekotak tissue. Ya ya ya, saya akan terdengar lebay, tapi film ini sanggup membuat saya membentuk sungai amazon mini di rumah. Berderai air mata sejak paruh kedua dimulai. Bagi sebagian orang mungkin menganggap apa yang dihadirkan oleh Kwak Jae-yong agak terlalu berlebihan, atau bahkan norak. Tapi apa sih yang diharapkan dari menonton melodrama seperti ini ? Selama penggarapannya bagus, tidak masalah. Adegan – adegan yang akan berakhir menjijikkan di tangan sineas yang salah menjadi sangat romantis di bawah arahan Jae-yong.
Yang sulit dilupakan tentu saja adalah adegan hujan, baik di masa dahulu maupun masa kini. Astaga, sudah berapa kali hujan dimanfaatkan untuk memancing momen romantis ? Disini, Jae-yong membungkusnya dengan sangat cantik, menjadikan adegan yang super klise ini terus dikenang hingga sekarang. Pemilihan soundtrack-nya pun tepat ! Tapi apalah artinya sebuah film romantis jika chemistry para pemainnya payah *tunjuk film sebelumnya, tuh tuh*. Son Ye-jin sangat klop dipasangkan Jo Seung-woo, tarikannya begitu kuat dan sanggup membuat gemas para penonton. Jo In-seong masih terlihat agak kagok namun tetap saja chemistry-nya dengan Son Ye-jin tak bisa dikatakan buruk. Hanya saja saat dia tampil Ye-jin, terlihat seperti kehilangan separuh jiwanya, lemah tak berdaya. Dan, saya hampir saja melupakan sinematografi hasil bidikan Lee Joon-kyoo yang sangat indah itu. Selain adegan hujan – hujanan yang romantis nan menggetarkan hati tersebut, masih banyak sejumlah adegan cantik lainnya yang disuguhkan oleh Lee Joon-kyoo. Selama 127 menit kita tidak akan selalu disuguhi dengan gambar – gambar indah menyejukkan mata yang pasti akan membuat kita kebelet ingin segera terbang ke Korea. Hahhhh… *mulai membayangkan keindahan Korea* Ya, boleh saja The Classic tidak sepopuler dan tidak sesukses karya Kwak Jae-yong yang lain macam My Sassy Girl atau Windstruck, tapi secara keseluruhan, The Classic menawarkan kisah romantis yang lebih mengena dan menyentuh. Sungguh indah.
Exceeds Expectations
Trailer :

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.