
“Kamu masih cinta kah sama laki-laki brengsek di depan kamu ini?”
Ada yang pernah mendengar drama
Indonesia berjudul The Publicist? Beberapa waktu lalu, saya baru menemukan original series produksi Viu bekerjasama
dengan Moviesta Pictures ini yang ternyata sudah memenangkan tiga penghargaan
di Asian Academy Creative Awards 2018
termasuk Best Drama Series dan Best Supporting Actress untuk Poppy Sovia.
Sejujurnya, hamba termasuk jarang menyentuh serial produksi dalam negeri (well, trauma terhadap sinetron di TV masih membayangi) kecuali untuk
beberapa judul yang sudah mencuri perhatian melalui premis, kedekatan pada
materi sumber jikalau berbentuk adaptasi, serta jajaran pemain yang terlibat.
Khusus untuk Viu Original Series The
Publicist ini, faktor terakhir lah yang membuat saya tergerak untuk
mencicipinya. Betapa tidak, barisan pelakonnya tergolong menjanjikan seperti
Prisia Nasution, Adipati Dolken, Baim Wong, Poppy Sovia, serta Reza Nangin.
Belum lagi sutradara yang ditunjuk untuk mengomandoi proyek ini pun mempunyai
jejak rekam membanggakan, Monty Tiwa (Sabtu
Bersama Bapak, Critical Eleven).
Jadi, bagaimana tidak tergiur untuk menjajalnya? Apalagi guliran pengisahan
yang dibawa The Publicist juga
terhitung segar.
Ya, serial ini memang masih bergerak
di ranah drama romantis. Tapi apa yang kemudian membuatnya terasa berbeda
adalah latar belakang dari sang tokoh utama, Julia Tanjung (Prisia Nasution),
yang berprofesi sebagai personal
consultant. Melalui The Publicist,
kita sedikit banyak melihat bagaimana cara kerja dari seorang konsultan dan
publisis dalam menciptakan citra tertentu bagi public figure sehingga masyarakat bisa bersimpati atau minimal
menyadari keberadaannya. Dalam serial ini, tugas Julia adalah membantu seorang
aktor berbakat peraih dua Piala Citra, Reynaldi (Adipati Dolken), untuk
membersihkan imejnya yang kadung hancur lantaran terlibat dalam kasus
penggunaan narkoba. Pekerja film emoh merekrutnya karena tingkah lakunya yang
sulit diatur, sementara publik menolaknya karena menganggap public figure semestinya bisa dijadikan
teladan. Menilik tantangannya tersebut, jelas bukan perkara mudah bagi Julia
untuk mendongrak kembali karir Reynaldi yang terjun bebas terlebih kliennya ini
sendiri bukan pribadi yang mudah diajak kerjasama. Punya ego tinggi, gampang
tersulut amarah, dan sering menghilang kala keadaan tak berjalan sesuai dengan
kemauannya. Bagaimana mungkin bisa menyelamatkan karir aktor semacam ini?

Kenyataannya, didukung oleh asisten
Reynaldi, Erika (Poppy Sovia), Julia perlahan tapi pasti bisa menembus dinding
pertahanan sang aktor setelah mencoba mengenalnya lebih dalam. Upayanya untuk
melahirkan kembali karir kliennya ini melalui panggung teater membuahkan hasil
yang kemudian turut mendekatkan mereka berdua sekaligus memercikkan api-api
asmara. Selama 13 episode, The Publicist yang
menjalani pengambilan gambar di Jakarta dan Tokyo, Jepang, ini menyoroti
bagaimana kisah kasih antara seorang aktor dengan publisisnya ini bersemi. Duet
maut antara Prisia Nasution dengan Adipati Dolken memungkinkan penonton untuk
terpikat lalu tertarik menyimak cerita cinta berdua. Terlebih, karakter yang
mereka perankan sejatinya bertolak belakang sekalipun sama-sama keras. Julia
adalah pribadi yang disiplin, memandang serius pekerjaannya serta tak menerima
kesalahan-kesalahan kecil, sedangkan Reynaldi yang pembangkang bukanlah tipe
manusia yang bersedia tunduk pada peraturan. Bagaimana dua insan yang mempunyai
karakteristik bertentangan ini akhirnya bisa bersatu merupakan daya tarik bagi The Publicist.
Kalau mau cobain nonton The Publicist, bisa ditonton gratis di
Viu yes.


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.