
Akan menjadi update terakhir aku untuk drama Queen Dugu yang sudah membuatku marathon dengan kecepatan tinggi selama satu minggu (minus satu hari di hari Senin yang lalu). Aku tidak akan berlama dan berpanjang, hanya akan langsung membahas dramanya dan tidak akan menjelaskan plot, kalau pun ditulis tidak akan sedetil yang sebelumnya.
Jadi, aku sudah menamatkan drama ini hari Jumat malam yang lalu (16/08/19) dan sudah lanjut ke drama yang lain, tetapi aku tetap akan meninggalkan pesan dan kesan untuk drama ini. Seperti biasa, akan ada spoiler-spoiler dari drama ini baik disengaja atau tidak disengaja. Hati-hati membacanya.
Aku belum menonton Legend of Dugu, dan menurut review lain, drama yang itu meski menceritakan tokoh yang sama tetapi dikemas dengan lebih fun dan ceria daripada Queen Dugu ini. Di sana semua pemerannya juga chemistry-nya dapat banget. Hingga sulit untuk bisa menikmati Queen Dugu. Akan tetapi karena aku sudah menonton Queen Dugu lebih dulu, dan chemistry-nya dapat buatku, aku sendiri masih berpikir apakah akan melanjutkan menonton Legend of Dugu, mengingat aku masih belum bisa move on.
Aku kecewa karena sekitar episode 41 hingga episode 46-an entah kenapa rasanya banyak sekali sifat-sifat karakternya yang berubah, seakan-akan dipaksa untuk segera tamat, kekecewaan ini membuatku menurunkan rating buat drama ini, tetapi setelah aku menonton episode 50 (terakhir), aku memperbaiki ratingnya. Tidak sebagus rating awalku, tetapi tidak buruk juga. Entah kenapa, meski mendekati akhir, ceritanya jadi terkesan dipaksa, rupa-rupanya chemistry antara kedua tokoh utama sudah terlalu melekat hingga kisahnya jadi berkesan buatku.

Selanjutnya, setelah aku selesai menonton, aku lari membaca Wikipedia, seperti yang sudah aku niatkan sebelumnya hanya untuk melihat… drama ini hampir serupa dengan kisah aslinya. Minus bagian di mana Jialuo membuat Wenji bunuh diri. Di dalam drama, Wenji memang sengaja membunuh dirinya untuk memfitnah Jialuo di hadapan Yang Jian, tetapi dalam kisah aslinya, memang Jialuo melakukan itu atas dasar kecemburuan.
Namun yang paling nyeseg, rupa-rupanya mau sebaik dan secemerlang apa pun kedua orangtuanya, tidak berarti anak-anak mereka akan sama. Sama seperti kisah aslinya, Sui Dynasty hanya dipimpin oleh Yang Jian dan putranya Yang Guang, dan setelahnya digantikan dengan dinasti yang lainnya lagi. Dinasti Sui hanya seumur jagung. Aku nyeseg melihat apa yang sudah diperjuangkan oleh Yang Jian dan Jialuo semudah itu hancur. Hmm, kalau di dalam drama diceritakan memang orang-orang di sekeliling mereka seperti itu, percayalah, Wikipedia juga menyatakan hal yang sama. 😅
Kesumpulan dari drama ini, menjadi raja/ratu, memiliki kerajaan dan posisi yang baik, tidak berarti bisa membeli kebahagiaan. Sepanjang aku menonton drama ini, melihat akhir yang diterima kedua tokoh utamanya, aku cuma bisa berpikir, justru hidup mereka yang paling bahagia adalah saat mereka bersama menghadapi tekanan jahat dari Yuwen Hu. Ketika Yuwen Hu sudah berhasil dikalahkan, musuh justru muncul dari dalam keluarga sendiri. Mengerikan.
Kini aku berada pada posisi di mana aku tidak bisa move on, tetapi harus move on, dan nyeseg dengan apa yang disuguhkan di bagian akhir. Ah, baiklah, rupa-rupanya memang aku tidak cocok dengan kisah-kisah historical yang based on true story. Huhuhu. 😭 Happy watching!
Part I | Part II | Part III | Part IV | Part V | Part VI

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.