comedies

The Phoenician Scheme – Review

Poster film The Phoenician Scheme (2025)

The Phoenician Scheme adalah film komedi petualangan yang disutradarai oleh Wes Anderson dan dibintangi oleh Benicio Del Toro sebagai Zsa-zsa Korda, seorang pengusaha internasional kaya dan berpengaruh. Setelah selamat dari kecelakaan pesawat keenamnya, Korda memutuskan untuk menata ulang bisnis keluarganya dan menunjuk putri tirinya, Liesl (Mia Threapleton), sebagai pewaris harta warisannya. Liesl, yang tinggal di biara sebagai biarawati novisiat, dipanggil ayahnya untuk bergabung dalam bisnis keluarga 

Ulasan: Estetika Wes Anderson yang Tak Selalu Menyentuh

Sebuah kesempatan langka untuk nonton filmnya Wes Anderson di layar lebar Indonesia. Memang film-film beliau cukup niche sehingga distributor di Indonesia selalu nggak mau memasukkan film ini ke bioskop tanah air. Jadi selama ini sinefil seperti gue harus puas menonton The French Dispatch (2021) atau Asteroid City (2023) di platform digital lewat layar televisi. Tapi kabar baik The Phoenician Scheme (2025) kali ini bisa ditonton di bioskop meski lokasi dan layar terbatas.

Masih konsisten dengan ciri khasnya, sutradara dan penulis naskah Wes Anderson menghibur mata (dan telinga) penonton dengan visual yang cantik dan estetik. Set dan dekorasi yang seakan karya seni dengan warna-warna pastel yang menawan hati. Ditambah lagi akting brilian dari para pemeran kelas A dengan gaya penampilan khas film-film Wes Anderson yang kaku, canggung, tapi kocak.

Cuplikan adegan The Phoenician Scheme

Sayangnya dari segi cerita gue sendiri kurang cocok dan suka, meski The Phoenician Scheme masih bisa dinikmati dan dimengerti ketimbang The French Dispatch dan Asteroid City. Kisahnya memang absurd khas Wes Anderson, tapi terlalu banyak filler dan agak berputar-putar keluar dari jalur. Ini memang tipikal film yang cantik di mata dan telinga, tapi tidak menyentuh hati dan emosi sama sekali.

Positifnya, The Phoenician Scheme membahas perilaku pebisnis di era modern yang cenderung mengambil keuntungan pribadi tanpa memikirkan rakyat banyak. Hal ini sekaligus jadi kritikan sosial yang keras dan estetik dengan penampilan visualnya. Bagaimana seorang pebisnis yang berkeliling mencari investasi untuk membangun proyek infrastruktur tapi dengan cara-cara yang tidak etis.

Kesimpulan: Visual Memukau, Narasi Kurang Menggigit

Maybe. The Phoenician Scheme adalah film Wes Anderson yang memukau secara visual, mempertahankan gaya estetik khasnya dengan sempurna. Namun, di balik keindahan visualnya, narasi film terasa kurang fokus dan emosional, mungkin tidak akan menyentuh hati penonton secara mendalam. Meskipun demikian, kritikan sosial yang diselipkan tentang praktik bisnis modern patut diapresiasi. Cocok bagi penggemar setia Wes Anderson yang memprioritaskan estetika dan quirkiness di atas alur cerita yang padat.

Skor Sobekan Tiket Bioskop: 3/5

Cocok untuk: Penggemar berat Wes Anderson, penikmat film dengan visual estetik yang unik, dan yang menyukai komedi absurd dengan sentuhan kritik sosial.



Genre: Komedi, Mata-mata, Drama

Asal: Amerika Serikat, Jerman

Durasi: 1 jam 45 menit

Sutradara: Wes Anderson

Penulis Naskah: Wes Anderson, Roman Coppola

Pemain: Benicio del Toro, Bill Murray, Michael Cera

Sobekan Tiket Bioskop, ditonton pada 6 Juni 2025 –

Trivia

Cerita ini berfokus pada hubungan ayah-anak perempuan, yang menjadi inspirasi Wes Anderson untuk diceritakan dan telah diprediksi oleh istrinya setelah kelahiran putri mereka.

Nama Zsa-zsa Korda kemungkinan berasal dari dua tokoh terkenal terkait film Hungaria, yaitu aktris Zsa Zsa Gabor dan saudara-saudara pembuat film Alexander Korda, Vincent Korda, dan Zoltan Korda. 

Secara historis, Phoenicia / Fenisia merujuk pada wilayah yang saat ini mencakup Lebanon dan Suriah. Fenisia fiksi seperti yang digambarkan dalam film ini kira-kira sesuai dengan wilayah Levant yang lebih luas seperti yang didefinisikan pada paruh pertama abad ke-20. Kerajaan Pangeran Farouk adalah Yordania; klub malam Marseille Bob berada di Aljazair Prancis; kanal yang diseberangi Zsa-Zsa adalah Terusan Suez; “Pos Utopia Pribadi” Hilda adalah kibbutz Israel; hotel tempat puncak pertemuan diadakan berada di Luxor, Mesir; dan kapal Marty berada di Laut Mediterania.

Zsa-zsa Korda (Benicio Del Toro) menerima luka tembak di perut dan luka di kepala. Luka tusukan di perut dan pendarahan di dahinya terkait dengan gambaran religius Yesus Kristus (pada satu titik dia bahkan terbaring terlentang di tanah dengan tangannya dalam posisi seperti orang yang disalib). Ini menunjukkan bahwa Korda sedang dalam perjalanan spiritual melalui film, dimulai sebagai seorang pria yang dianggap berpengaruh buruk dan dikejar oleh pihak berwenang, melalui berbagai perjalanan, tugas, petualangan, dan pertemuan, dia mulai mengalami perubahan dan mencari (baik sengaja maupun tidak) penebusan, yang menghasilkan kebangkitan metaforis ketika dia meninggalkan keberadaannya yang menghasilkan kehidupan yang lebih sederhana namun lebih memuaskan seperti yang terlihat di akhir film. Ini secara longgar sesuai dengan tokoh dan gambaran religius yang muncul dalam film.


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top