
HONOURABLE MENTIONS
Aladdin, dir. Guy Ritchie
Tak sekadar memeragakan ulang film animasi musikal Disney nan legendaris, film ini memberi suplemen tema yang relevan dengan dunia modern, laga bombastis, dan aura kebintangan Naomi Scott =).
Alita: Battle Angel, dir. Robert Rodriguez
Awalnya hanya terpukau pada digdaya visual efek/CGI, excitement film ini tidak pernah pudar seiring durasinya, sekalipun banyak hal yang harus diceritakan dalam durasi yang terbatas.
Glass, dir. M. Night Shyamalan
Sebuah crossover-sequel dari karakter-karakter berkekuatan unik dalam film Unbreakable dan Split. Memang tidak berskala mentereng, tetapi balutan thriller-misteri minimalisnya justru memunculkan sisi “main-main”, membuat gw duduk pasrah menikmati apa pun yang disajikan. Ape lo.
The Mule, dir. Clint Eastwood
Film nggak neko-neko yang disokong kekuatan aneka emosi di tiap pengadeganan dan permainan simpatik dari para pemerannya.
Terlalu Tampan, dir. Sabrina Rochelle Kalangie
Upaya paling efektif dalam menghidupkan konsep komik nan absurd menjadi tontonan dengan gaya humor yang juga absurd, namun tetap lancar dalam bertutur.
Dan, berikut adalah 10 besarnya.

Kisah misteri/detektif-detektifan yang dibawakan dengan cara yang lincah bahkan cenderung jenaka. Ketimbang terjebak kesan kuno dan berulang, film ini menampilkan berbagai sentuhan modern yang relevan, mulai dari rancangan karakter-karakternya yang rada eksentrik sampai ke dialog-dialog cerdik-nya.



Tak jauh dari kesan yang timbul saat membaca judul atau melihat gambar-gambar promosinya, film ini begitu lembut dan sederhana. Padahal, membuat film keluarga di tengah kompleksitas kehidupan kontemporer adalah sebuah tantangan tersendiri, dan film ini berhasil mengatasi itu, menghasilkan sebuah tontonan yang menghangatkan dan seringkali menghanyutkan.

Movie event of the year yang meroketkan karier Stephanie Poetri benar-benar menghidupi definisi frase tersebut. Sebagai jilid pamungkas dari film-film Marvel Cinematic Universe angkatan pertama, 3 jam durasi film ini tak hanya menuntaskan misi penyelamatan dunia yang ditampilkan dengan dahsyat riuh rendah gegap gempita. Film ini sekaligus jadi momen selebrasi bagi para karakter, para pemain, dan juga para kreator di balik layar yang telah mempersembahkan aksi puluhan karakter Marvel terintegrasi lewat judul demi judul pengubah peta box office dunia selama lebih dari 10 tahun non-stop. Dan, getaran dari semangat itu sangat dirasakan saat menonton hingga usai.

Awalnya akan dikira film ini tentang satu hal saja–satu keluarga pengangguran ngapusi satu keluarga kaya supaya dapat kerja, namun dengan lihai film ini membawa penonton pada belokan-belokan tak terduga, sampai akhirnya tiba pada gambaran utuh tentang keresahan yang hendak disampaikan para pembuatnya. Bermain di ranah komedi gelap dan thriller, digerakkan oleh akting yang kompak serta kontrol ritme yang menimbulkan rasa excited, ini adalah salah satu spesimen terbaik dari film-film yang punya pesan lantang namun di saat yang sama memberikan hiburan.

Disajikan sebagai drama sci-fi, sulit untuk nggak terpukau pada imajinasi yang ditawarkan: masa tak terlalu jauh di depan andai eksplorasi dan kolonialisasi antariksa jadi hal jamak, yang disajikan lewat visual yang elok dan, well, membumi. Terlebih lagi, film ini berhasil memaparkan semesta ceritanya yang cukup kompleks, sekaligus menuturkan kisah tentang hubungan ayah dan anak dalam proses pencarian dan pendamaian, hanya dalam satu kali jalan.

Diadaptasi dari kisah nyata kemenangan pertama perusahaan mobil AS, Ford di event balap tahunan 24 Hours of Le Mans tahun 1966, garis besarnya adalah upaya orang-orang yang tadinya tak diperhitungkan membuktikan kemampuan mencapai puncak. Namun, bukan glorifikasi keberhasilan yang diutamakan. Film ini merangkaikan kisah di balik layar, khususnya persahabatan Caroll Shelby dan pembalap Ken Miles serta keluarganya, dalam tuturan yang hangat dan manusiawi. Tetapi tak ketinggalan, penataan adegan-adegan balap vintage-nya juga digeber maksimal, sampai bikin lupa bahwa kadang dunia nyata tak semanis harapan kita.

Tampil tanpa beban sebagai entry yang paling “longgar” dalam semesta superhero DC, film ini mencuat dengan premisnya yang simpel dan fun, disuguhkan dalam kemasan laga komedi yang solid. Tak hanya mengambil jalur laga superhero baik versus penjahat seperti umumnya–dengan pengadeganan yang thrilling ber-visual keren andalkan CGI, nyawa film ini juga terletak pada kisah persahabatan dan kekeluargaan, makanya mudah mengena dan nggak terlalu ribet dinalar. Ditambah lagi, sajian komedinya tampil organik dan bersinergi dengan ceritanya, bahkan sampai di pertarungan pamungkasnya. Sebuah paket hiburan lengkap, satu hal yang mungkin sulit disematkan pada film-film keluaran DC di tahun-tahun sebelumnya.

Dan demikianlah catatan dan senarai tahunan gw untuk 2019. Semoga 2020 menjadi tahun yang lebih exciting lagi ya. See you around!

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.