Soren, seekor burung hantu muda yang masih belajar terbang tiba-tiba diculik oleh sekelompok burung hantu jahat. Sempat ditawan bersama adiknya dan mengetahui rencana jahat dari kelompok The Pure Ones, Soren bersama teman barunya berhasil kabur ke pulau Ga’Hoole untuk meminta bantuan kepada The Guardians. Di Ga’Hoole, Soren menemukan banyak teman baru, dan juga jati diri serta takdirnya untuk menjadi legenda berikutnya.
Harus gue akui, film ini ternyata diatas ekspektasi awal gue. Animasi yang benar-benar mengagumkan dan luar biasa. Pengalaman tiga dimensi yang benar-benar wah. Ditambah dengan scoring yang asik. Belum lagi para pengisi suara yang sanggup menghidupkan setiap karakter.
Animasi bulu yang tertiup angin? Pixar telah merintisnya lewat Monster, Inc. Tapi film ini rasanya menonjolkan gambar visual yang lebih baru dan mutakhir; mata. Cerita fabel yang berpusat pada burung hantu tentu harus banyak mengambil shot jarak dekat untuk dapat menangkap dengan baik setiap ekspresi pada karakter. Shot jarak dekat tersebut pun tidak mungkin menghiraukan pancaran mata dari setiap karakternya. Para pembuat film telah menjawab hal ini dengan sangat-sangat baik; mereka memberikan pancaran mata (dan warna mata yang berbeda) untuk setiap karakter, dan kita bisa membedakan dengan jelas mana pancaran mata jahat, pancaran mata baik, dan pancaran mata antara jahat dan baik.
| gambar diambil dari sini |
Disaat gue masih terkagum-kagum oleh kemegahan visual yang tersaji di layar lebar, beberapa adegan mengingatkan gue bahwa film ini adalah arahan dari Zack Snyder. Beberapa adegan tersebut adalah adegan-adegan slow-motion a la Snyder. Adegan slow-motion memang bertujuan untuk memberikan penekanan yang berarti pada suatu adegan, tapi kalau tidak pas atau porsinya kelebihan atau kekurangan, maka hasilnya tidak cukup enak dinikmati. Tapi setiap adegan slow-motion dalam film ini terasa pas porsinya, dan pas diterapkan pada setiap adegannya. Apalagi kalau ditempatkan pada adegan menjelang klimaks, yang tadinya biasa saja bisa membuat badan jadi sedikit merinding. Setidaknya ada satu adegan yang membuat mulut gue ternganga, karena gue membayangkan tingkat kesulitan dalam membuat adegan tersebut, terlebih dengan perhatian pada detil yang sangat tinggi. wuih!
Ini memang film yang ditujukan untuk semua umur dan rasanya Snyder sadar benar akan hal itu. Ia juga sadar bahwa tidak bisa menghindari adegan pertempuran epic antara good vs evil. Tapi Snyder benar-benar menampilkan adegan pertempuran tanpa terlihat darah yang rasanya sama menegangkannya dengan pertempuran berdarah. Ya memang, untuk membuat pertempuran terlihat seru tidak hanya dengan “menjual” darah yang bermuncratan kemana-mana, tapi juga bisa dengan memperlihatkan senjata, ancang-ancang, dan semangat para prajurit yang bertarung.
| gambar diambil dari sini |
Berhubung film ini khusus dibuat dalam bentuk tiga dimensi, maka engga ada alasan untuk tidak menontonnya dalam bentuk tiga dimensi. Just take the 3D eye-glasses and have a nice flight!
rating?
8 of 10

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.





