
#Description:
Title: Kitab Sijjin & Illiyin (2025)
Title: Kitab Sijjin & Illiyin (2025)
Casts: Yunita Siregar, Dinda Kanyadewi, Tarra Budiman, Djenar Maesa Ayu, Kawai Labiba, Sulthan Hamonangan, David Chalik, Septian Dwicahyo, Banon Gautama, Eduwart Manalu, Nelly Sukma
Director: Hadrah Daeng Ratu
Studio: Rapi Films, Sky Media, Rhaya Flicks, Legacy Pictures, Narasi Semesta
#Synopsis:
Usai kematian kedua orangtuanya dengan cara yang tragis, Yuli (Yunita Siregar) dibesarkan dan tinggal dengan keluarga Ibu Ambar (Djenar Maesa Ayu) yang merupakan ibu tirinya. Selama tinggal di sana, Yuli sering diperlakukan jahat oleh Ibu Ambar dan anaknya, Laras (Dinda Kanyadewi). Keduanya kerap kali melakukan kekerasan fisik dan memaki Yuli sebagai anak hasil perselingkuhan yang tak berguna dan jadi beban keluarga saja, disaat Yuli tak sengaja melakukan kesalahan atau telat melakukan perintah mereka berdua.
Suatu malam, kondisi kesehatan Ibu Ambar terus menurun. Ketika Yuli akan mengganti pakaian ibu tirinya itu di kamar, Ibu Ambar terbangun dan mengatakan sebuah rahasia tentang penyebab kematian kedua orangtua Yuli yang ternyata terkena santet kiriman dirinya. Tak lama setelah itu, Ibu Ambar kejang-kejang, mulutnya mengeluarkan darah dan akhirnya meninggal dunia. Kematian Ibu Ambar membuat Laras beserta suami dan kedua anaknya yaitu, Rudi (Tarra Budiman), Tika (Kawai Labiba) dan Dian (Sulthan Hamonangan) sedih. Mereka tak menyangka jika Ibu Ambar yang sudah lama sakit itu meninggal dengan cara yang tak wajar.
Setelah proses pemakaman, Yuli bergegas pergi menuju toko kelontong milik Laras untuk menemui penjaga tokonya yaitu Yono (Banon Gautama). Ia meminta Yono mengantarnya ke Dukun Mbah Pana (Septian Dwi Cahyo). Tiba di sana, Yuli rupanya ingin balas dendam dan membuat seluruh keluarga Laras meninggal lantaran sakit hati dengan semua perlakuan Laras dan juga mendiang Ibu Ambar. Tak hanya itu saja, Yuli juga tak menyangka jika kematian orangtuanya saat ia masih kecil disebabkan oleh kiriman santet dari Ibu Ambar. Atas dasar itu, Yuli bersedia melakukan ritual sesuai perintah Mbah Pana meskipun memiliki resiko besar dan mengancam keselamatannya. Untuk mengirim santet mematikan tersebut harus menggunakan medium jenazah yang baru dikubur sebelum 40 hari. Yuli langsung terpikir untuk memakai jenazah Ibu Ambar karena masih baru dikubur dan masih satu ikatan keluarga dengan Laras. Yuli kemudian pergi ke makam untuk menggali kuburan dan membawa jasad ibu tirinya itu dengan dibantu Yono. Setelah itu, Yuli langsung melakukan serangkaian ritual santet yang dipandu oleh Mbah Pana. Sasaran pertama yaitu Tika, anak pertama dari Laras dan Rudi. Tanpa menunggu waktu lama, Tika langsung merasakan kejadian mistis setelah ia sholat. Foto keluarga yang ada di ruang tengah rumah tiba-tiba terjatuh dan pecah. Selain itu, Tika juga mendengar dan melihat penampakan mengerikan sang nenek di kamar. Sejak kejadian itu, Tika berusaha meminta petunjuk dan bantuan pada gurunya di madrasah yaitu Abuyya (David Chalik). Tika pun selalu bertawakal dan memperkuat imannya agar dirinya terhindar dari gangguan-gangguan mistis.
Usai kepergian neneknya, Dian yang sangat percaya dengan hal-hal mistis, mencoba melakukan komunikasi dengan sang nenek dengan menggunakan papan oujia. Dian percaya jika arwah dari orang yang sudah meninggal akan tetap berada disekitar sebelum 40 hari. Tak lama, papan ouija tersebut bergerak dan memberi tanda jika Dian sedang berbicara dengan sang nenek. Rupanya, sosok yang berkomunikasi dengan Dian itu bukanlah neneknya, seketika tubuh Dian kerasukan dan menyerang dirinya hingga tewas dengan cara yang mengenaskan.
Laras, Rudi dan Tika dibuat histeris karena kehilangan Dian. Tika semakin yakin jika keluarga mereka sedang dalam bahaya dari kekuatan mistis. Ditengah situasi duka, Yuli menyusun rencana untuk menghancurkan rumah tangga Laras dengan Rudi. Yuli berharap, Rudi segera menceraikan Laras dan menikah dengannya. Namun sayang, rencana tersebut gagal dan menyebabkan Yuli marah besar kepada Rudi. Target santet berikutnya yaitu Rudi dan berhasil membunuhnya dalam waktu singkat.
Yang tersisa kini tinggal Laras dan Tika. Yuli harus segera menyelesaikan ritual santet tersebut sebelum jasad yang digunakan sebagai perantara semakin membusuk. Jika tidak berhasil, nyawa Yuli menjadi taruhannya.
#Review:
Rumah produksi Rapi Films kembali menghadirkan film horror terbarunya yang berjudul KITAB SIJJIN & ILLIYIN (2025) di bioskop mulai 17 Juli 2025. Film ini menjadi kolaborasi keempat dari sutradara dan penulis perempuan Indonesia yaitu Hadrah Daeng Ratu dan Lele Laila, setelah tahun lalu sukses mencuri perhatian lewat film PEMANDI JENAZAH (2024) yang dibintangi Aghniny Haque.
Rumah produksi Rapi Films kembali menghadirkan film horror terbarunya yang berjudul KITAB SIJJIN & ILLIYIN (2025) di bioskop mulai 17 Juli 2025. Film ini menjadi kolaborasi keempat dari sutradara dan penulis perempuan Indonesia yaitu Hadrah Daeng Ratu dan Lele Laila, setelah tahun lalu sukses mencuri perhatian lewat film PEMANDI JENAZAH (2024) yang dibintangi Aghniny Haque.

Untuk segi cerita, film KITAB SIJJIN & ILLIYIN (2025) ini tidak lagi mengadaptasi secara resmi dari franchise film SICCIN asal Turki. Rapi Films hanya mengadaptasi film SICCIN pertama di film SIJJIN (2023) saja. Lisensi untuk adaptasi film SICCIN selanjutnya tak lagi dipegang oleh Rapi Films. Otomatis, film KITAB SIJJIN (2025) bukan lagi adaptasi resmi dari franchise film tersebut.
Secara premis, KITAB SIJJIN (2025) memang masih serupa namun tak sama dengan premis dari franchise Sijjin yaitu tentang perdukunan dan persantetan. Penulis Lele Laila mengembangkan plot film ini lewat drama seorang anak yang diperlakukan tidak adil oleh ibu tiri beserta anaknya. Sekilas, pendekatan cerita tersebut terasa seperti cerita klasik Cinderella. Hahaha. Meskipun demikian, kreativitas Lele Laila dan Bu Hadrah terlihat saat menggabungkan cerita klasik Cinderella tersebut dengan elemen horror tentang santet yang mengincar satu keluarga. Tak hanya itu saja, pengembangan cerita film KITAB SIJJIN (2025) juga terasa kompleks mengeksplor cerita antara si baik dengan si jahat. Step by step yang dilakukan karakter Yuli untuk menyantet keluarga tirinya itu tampil sangat jelas dan mengerikan. Moment Yuli “menjahit” kulit jenazah selalu disorot secara close up dan sukses membuatku misuh-misuh! Namun sayang, saat eksekusi kematian dari para karakter, terlalu banyak hal yang kurang rasional. Salah satunya yaitu penggunaan CGI serangga yang menyerang para korban. Terlalu kebanyakan. Padahal sebelumnya, duo Bu Hadrah dan Lele Laila sudah sangat baik dan kreatif menampilkan sederet kematian di film PEMANDI JENAZAH (2024) maupun SIJJIN (2023) ketimbang penggunaan CGI serangga yang repetitif. Eksplorasi cerita selanjutnya datang dari sisi protagonis yaitu Tika yang diperankan Kawai Labiba. Unsur religi islam yang menjadi kekuatan bagi Tika agar terhindar dari serangan santet tampil bagus dan tidak berlebihan. Meskipun terror gaib ketika sedang sholat sudah sangat membosankan, untungnya usaha dan konsistensi Tika untuk tetap istiqomah, berpegang teguh pada keimanan serta diarahkan oleh Abuyya jadi daya tarik tersendiri di sini.

Untuk jajaran pemain, debut Yunita Siregar di genre film horror tampil tak terlalu mengecewakan. Meskipun di beberapa part, khususnya di bagian awal film karakter dari Yuli hampir serupa tapi tak sama dengan karakter Kaluna yang ada di film HOME SWEET LOAN (2024) hahaha. Aura protagonis dari Yunita Siregar masih sangat mencolok, bahkan saat adegan jadi jahat pun, aku masih saja belum rela ia melakukan kejahatan-kejahatan di film ini. wkwk peace!
Penampilan yang justru mencuri perhatian datang dari Kawai Labiba dan juga Dinda Kanyadewi. Dinamika hubungan anak dengan ibu diantara mereka yang memiliki perbedaan pandangan jadi kelebihan tersendiri dari film ini. Kawai berhasil menampilkan kualitas akting yang semakin meningkat dengan ekspresi serta keimanannya dalam melawan kekuatan gaib. Dinda Kanyadewi sukses menampilkan adegan kesurupan yang melampaui ekspektasi. Intensitas ketegangan dan kengerian adegan final yang dilakukan Dinda Kanyadewi sangat memukau!
Untuk urusan visual, Rapi Films terlihat sangat leluasa memberikan budget produksi yang tinggi untuk film KITAB SIJJIN (2025). Selain efek CGI yang makin smooth, bagian sinematografi, artistik, prostetik, sound, scoring dan visual gambar yang disajikan berada di level yang memuaskan. Overall, film KITAB SIJJIN & ILLIYIN (2025) boleh banget dibilang sebagai salah satu film horror terbaik yang pernah digarap dan ditulis oleh duo Hadrah Daeng Ratu dan juga Lele Laila.
[7.5/10Bintang]

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.